LOMBOK – Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi sorotan setelah seorang pendaki asal Malaysia mengalami kecelakaan serius di jalur menuju Danau Segara Anak, Jumat (27/6/2025) sekitar pukul 14.20 WITA.
Korban dilaporkan terjatuh sekitar 200 meter sebelum jembatan menuju danau. Ia mengalami patah tulang pinggang dan luka di bagian kepala. Meski mengalami cedera cukup parah, korban masih dalam kondisi sadar dan mampu berjalan perlahan.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, membenarkan insiden tersebut. Ia memastikan tim evakuasi segera dikerahkan begitu laporan diterima. “Informasi awal memang benar, korban masih bisa berjalan pelan walau ada cedera di kaki dan benturan di kepala. Tim kami sudah dalam perjalanan ke lokasi untuk penanganan darurat,” ujar Yarman.
Proses evakuasi dilakukan sesuai protokol, termasuk pemberian pertolongan pertama di lokasi kejadian. Korban selanjutnya akan dibawa ke Posko Sembalun untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika dibutuhkan, ia akan dirujuk ke fasilitas medis seperti RS Bhayangkara Mataram atau Puskesmas Sembalun.
Insiden ini terjadi hanya berselang sepekan setelah kecelakaan tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal dunia usai terjatuh di lereng menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Proses evakuasi Juliana sempat terkendala medan berat dan cuaca buruk, dan kasusnya menyita perhatian luas di media sosial.
Menanggapi dua insiden beruntun ini, Yarman mengimbau para pendaki untuk meningkatkan kewaspadaan saat menjelajahi jalur ekstrem Rinjani. “Topografi Rinjani menantang, pendaki harus ekstra hati-hati dan tidak memaksakan diri. Jika merasa lelah atau tidak kuat, segera istirahat dan minta bantuan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dari pemandu lokal serta kesiapan fisik dan mental sebelum mendaki. Rangkaian kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap pendakian.




