SUMUT – Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Asri Santosa, mengungkapkan bahwa pesan ancaman yang diterima terdeteksi berasal dari Bombay, India. Pesan tersebut ditujukan terkait dengan penerbangan Saudi Airlines SV-5726.
“Pesannya dalam bahasa Inggris Pengirim terdeteksi orang Bombay India Untuk detailnya nanti dari Kementerian Perhubungan saja karena yang menerima email adalah Kemenhub” ujar Asri di Bandara Kualanamu.
Pesan ancaman yang dikirim melalui email diterima Kementerian Perhubungan pada pukul 07.30 WIB saat pesawat sudah memasuki wilayah udara Indonesia.
Isi pesan tersebut cukup mengerikan dengan pernyataan eksplisit bahwa pesawat akan dihancurkan jika mendarat di ibu kota.
“Di situ ada ancaman bom dijelaskan bahwa pesawat akan diledakkan ketika nanti landing di Jakarta” kata Asri.
Hingga kini Asri belum memberikan rincian lebih lanjut terkait motif atau identitas pengirim Ia menegaskan bahwa penjelasan resmi dan mendalam akan disampaikan langsung oleh Kementerian Perhubungan.
Pihak berwenang kini tengah menyelidiki kasus ini untuk memastikan keamanan penerbangan dan mencegah ancaman serupa di masa depan.
Prosedur Darurat dan Respons Cepat
Mendaratnya pesawat di Kualanamu merupakan langkah cepat dan tegas dari otoritas penerbangan untuk memprioritaskan keselamatan penumpang dan awak kabin. Prosedur keamanan ketat langsung diberlakukan di bandara termasuk pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat dan barang bawaan.
Insiden ini menambah daftar kekhawatiran terhadap keamanan penerbangan global terutama setelah serangkaian ancaman serupa yang pernah terjadi di beberapa negara.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya koordinasi antarnegara dalam menangani ancaman terorisme di sektor penerbangan.
Langkah Selanjutnya
Kementerian Perhubungan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan terbaru Namun publik diminta tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
Penyelidikan intensif masih berlangsung untuk mengungkap latar belakang ancaman ini termasuk potensi keterkaitan dengan jaringan terorisme internasional.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di tengah meningkatnya ancaman keamanan siber yang menyasar sektor transportasi udara.