JAKARTA– Dua peristiwa penting diperingati hari ini, 17 Juni. Masyarakat mengenang gugurnya Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII pada 1907 dalam perlawanan terhadap Belanda, sekaligus merayakan Hari Dermaga Nasional yang menyoroti peran pelabuhan dalam konektivitas dan perekonomian Indonesia.
Dua peringatan ini menegaskan pentingnya mengenang sejarah perjuangan bangsa sekaligus merayakan kemajuan sektor vital yang menopang kehidupan masyarakat kepulauan.
Sisingamangaraja XII Gugur 17 Juni 1907, Simbol Perlawanan Rakyat Batak
Pada 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur di Balige, Sumatera Utara, setelah bertahun-tahun memimpin perlawanan rakyat Batak terhadap kolonialisme Belanda dalam Perang Batak (1878–1907). Ia dikenal bukan hanya sebagai pemimpin adat dan spiritual, tetapi juga sebagai tokoh perlawanan yang tak gentar menghadapi tekanan kekuasaan asing.
Dalam pertempuran terakhirnya, pasukan Marsose unit militer elit Belanda melancarkan serangan besar-besaran. Sisingamangaraja XII bersama anak-anak dan para pengikutnya bertempur di hutan dan perbukitan Balige hingga akhirnya ia tewas tertembak.
“Beliau adalah simbol keberanian dan keteguhan, inspirasi bagi perjuangan bangsa,” ujar sejarawan Dr. Anhar Gonggong dari Universitas Indonesia dalam wawancara memperingati hari gugurnya sang pahlawan.
Hari Dermaga Nasional: Mengapresiasi Peran Strategis Pelabuhan Indonesia
Selain mengenang sejarah perjuangan, tanggal 17 Juni juga diperingati sebagai Hari Dermaga Nasional. Peringatan ini ditetapkan untuk mengingatkan pentingnya pelabuhan sebagai tulang punggung transportasi, logistik, dan konektivitas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
“Pelabuhan adalah cermin dari kejayaan maritim bangsa ini sejak masa kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit,” kata Dr. Agus Arifin, sejarawan maritim.
Sejak zaman dahulu, pelabuhan-pelabuhan seperti Banten, Tuban, dan Makassar menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang mendunia. Kini, pelabuhan modern seperti Tanjung Priok dan Belawan meneruskan peran strategis ini dengan dukungan infrastruktur mutakhir.
Jenis Pelabuhan dan Fungsinya dalam Kehidupan Bangsa
Indonesia memiliki berbagai jenis pelabuhan yang menjalankan fungsi strategis berbeda:
Pelabuhan Umum:
Untuk bongkar muat barang dan penumpang, contohnya Tanjung Priok (Jakarta) dan Belawan (Medan).
Pelabuhan Khusus:
Melayani sektor industri seperti batu bara, minyak dan gas (contoh: Pelabuhan Arun di Aceh).
Pelabuhan Penyeberangan:
Penghubung antar pulau, seperti Merak–Bakauheni.
Pelabuhan Tradisional:
Digunakan oleh perahu kecil dan kapal nelayan di pesisir-pesisir Nusantara.
“Setiap pelabuhan memiliki peran penting dalam menjaga pergerakan ekonomi dan logistik,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha.
Transformasi Pelabuhan di Era Modern
Sejalan dengan kemajuan teknologi, pemerintah terus mendorong modernisasi pelabuhan melalui program Tol Laut dan digitalisasi sistem kepelabuhanan. Upaya ini bertujuan mengefisiensi arus barang dan mengurangi ketimpangan distribusi antarwilayah.
Namun, tantangan seperti kemacetan logistik, fasilitas yang belum merata, dan isu lingkungan masih menjadi perhatian utama. “Kami berkomitmen untuk menjadikan pelabuhan Indonesia lebih efisien dan berkelanjutan,” tambah Arif Toha.
Refleksi 17 Juni: Menghargai Sejarah, Menatap Masa Depan
Peringatan 17 Juni mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang dua aspek penting bangsa: pengorbanan pejuang kemerdekaan dan pembangunan maritim sebagai kekuatan masa depan. Dari hutan perlawanan di Tanah Batak hingga dermaga-dermaga yang menghubungkan ribuan pulau, semuanya adalah bagian dari perjalanan panjang menuju Indonesia yang berdaulat, bersatu, dan maju.
Dengan semangat juang Sisingamangaraja XII dan semangat maritim Hari Dermaga Nasional, bangsa ini diingatkan untuk terus menjaga kedaulatan, memperkuat konektivitas, serta membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.