JAKARTA – Hari ini, 58 tahun lalu, tepatnya pada 8 Agustus 1967, ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) resmi berdiri sebagai organisasi regional yang bertujuan memajukan kerja sama dan stabilitas di Asia Tenggara. Peristiwa bersejarah ini menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan antarnegara di kawasan, yang kini menjadi salah satu kekuatan geopolitik dan ekonomi dunia.
ASEAN dibentuk melalui Deklarasi Bangkok oleh lima negara pendiri: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. “Deklarasi Bangkok menjadi landasan utama ASEAN untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara,” ujar sejarawan politik dari Universitas Indonesia, Dr. Bambang Sutopo.
Sejak berdiri, ASEAN telah berkembang dari lima anggota menjadi sepuluh negara, dengan bergabungnya Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Organisasi ini kini menjadi pilar penting dalam menangani isu regional, mulai dari perdagangan, keamanan, hingga tantangan global seperti perubahan iklim dan transformasi digital.
Peran ASEAN di Era Modern
Di tengah dinamika global saat ini, ASEAN terus berupaya memperkuat posisinya. “ASEAN harus terus relevan dengan memperkuat kerja sama ekonomi dan menjaga netralitas di tengah persaingan geopolitik global,” kata analis hubungan internasional, Dr. Lina Susanti. Pernyataan ini mencerminkan tantangan ASEAN untuk tetap menjadi penyeimbang di kawasan Indo-Pasifik yang kian kompetitif.
Peringatan hari jadi ASEAN ke-58 diwarnai dengan berbagai kegiatan di seluruh negara anggota, termasuk seminar, dialog budaya, dan forum ekonomi. Di Indonesia, Kementerian Luar Negeri menggelar diskusi virtual bertajuk “ASEAN 2045: Visi Bersama untuk Masa Depan,” yang mengundang para pemimpin muda untuk membahas peran ASEAN di masa depan.
Membangun Masa Depan yang Inklusif
ASEAN juga terus mendorong integrasi ekonomi melalui inisiatif seperti ASEAN Economic Community (AEC), yang bertujuan menciptakan pasar tunggal di kawasan. Selain itu, isu-isu seperti keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama dalam agenda organisasi.
“Dengan semangat kebersamaan, ASEAN dapat menjadi kekuatan yang tidak hanya berdampak di Asia Tenggara, tetapi juga di panggung global,” ungkap Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam sambutannya di acara peringatan ASEAN di Jakarta.
Peringatan hari jadi ini menjadi momentum untuk merenungkan capaian ASEAN selama hampir enam dekade, sekaligus menyongsong tantangan baru di era yang penuh dinamika. Dengan solidaritas dan visi bersama, ASEAN diharapkan terus menjadi motor penggerak perdamaian dan kemakmuran di kawasan.





