JAKARTA – PT Pertamina (Persero) terus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengembangkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui program PFpreneur, sebanyak 350 UMKM perempuan (womenpreneur) resmi dikukuhkan setelah melewati berbagai tahapan pelatihan dan seleksi. Para peserta terpilih akan mendapatkan stimulan modal, mengikuti tahap inkubasi bisnis, serta meningkatkan kualitas usaha mereka melalui Pertamina UMK Academy.
Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menekankan pentingnya kesiapan UMKM perempuan binaan Pertamina dalam bersaing di pasar nasional dan global.
Ia menyebutkan bahwa pelatihan dan pendampingan dari program PFpreneur telah membekali peserta dengan pengalaman bisnis yang berharga.
“Pengalaman dalam berbisnis ini akan membuat satu wisdom sendiri. UMKM dapat mengetahui apa masalahnya, dari bagaimana strategi finansialnya, strategi produksi, hingga strategi marketing yang tepat,” ujar Nezar.
Nezar juga menyoroti peluang digitalisasi bagi UMKM dan menegaskan kesiapan Kementerian Komdigi dalam mendukung pelaku usaha melalui program UMKM Go Digital.
Senada dengan hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mendorong kewirausahaan untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ini juga sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendukung industri kreatif, serta memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi.
“PFpreneur menjadi program Pertamina yang mendorong kemandirian serta pertumbuhan ekonomi melalui kewirausahaan. Kami berharap UMKM terbaik yang terpilih dapat menciptakan produk unggulan lokal yang berdaya saing nasional dan berkualitas ekspor,” ujar Fadjar.
Pada tahun sebelumnya, salah satu lulusan PFpreneur, Exobrooch, berhasil menjadi Champion UMK Academy dalam kategori Go Green. Exobrooch menghadirkan produk fesyen berbasis zero-waste, memanfaatkan sisa kain dengan inspirasi budaya lokal, dan telah berhasil menembus pasar yang lebih luas.
Vice President CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto, menekankan pentingnya semangat belajar bagi UMKM agar mampu meningkatkan daya saing mereka.
“Womenpreneur adalah sosok yang tangguh dan punya motivasi untuk terus mengembangkan usahanya. Untuk itu, para womenpreneur yang terpilih menjadi Top 350 dalam PFpreneur 2025 ini akan masuk ke dalam ekosistem pembelajaran Pertamina UMK Academy, dengan kurikulum utama Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global, serta Go Green,” tutur Rudi.
Dari 13.860 UMKM yang mendaftar, hanya 350 UMKM terbaik yang lolos seleksi ketat. Proses seleksi terdiri dari lima tahap, termasuk administrasi, pelatihan terkait produk, strategi pemasaran, manajemen pelanggan, serta penggunaan teknologi digital.
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari menyebutkan bahwa setiap tahapan PFpreneur sebagai pelatihan, karena menggunakan metode pre-test dan post-test untuk menguji keterampilan dan pengetahuan mereka setelah diberikan beragam pelatihan dan pendampingan.
“Positioning PFpreneur dalam ekosistem pembinaan UMKM Pertamina adalah sebagai pintu masuk dan penguat fondasi usaha. PFpreneur tidak membatasi diri, bahkan bisa diikuti oleh UMKM ultra-mikro sekalipun. Sebab, kami ingin menyediakan wadah bagi mereka secara gratis untuk belajar dan naik kelas bersama. Dengan harapan, mereka mampu bersaing di pasar lokal, nasional, hingga internasional,” tutup Agus.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen dalam transisi energi dan target Net Zero Emission 2060, Pertamina terus menjalankan program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam setiap lini bisnis dan operasionalnya.