PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi yang semakin meningkat, khususnya di sektor industri, demi keberlanjutan industri dan mendukung kebijakan energi bersih pemerintah. Langkah ini selaras dengan upaya Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) melalui penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan, termasuk gas bumi.
Wiko Migantoro, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), dalam acara *Customer Business Forum 2024 (CBF 2024)* pada Rabu (16/10/2024), menyampaikan bahwa gas bumi akan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang. “Indonesia berkomitmen bersama komunitas global untuk menciptakan energi bersih, salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan gas bumi,” jelasnya.
Melalui forum CBF 2024, PGN menunjukkan optimisme dalam memaksimalkan pemanfaatan gas domestik. Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, menegaskan komitmennya untuk terus mengutamakan kepentingan pelanggan. “Kami berharap melalui forum ini, PGN dapat terus memberikan manfaat bagi pelanggan dan menjamin ketersediaan gas guna keberlanjutan industri. Ke depannya, PGN akan melakukan ekspansi ke wilayah Indonesia Timur dengan investasi masif untuk penyediaan LNG bersih dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan gas nasional, PGN telah mengoptimalkan penyerapan gas, termasuk LNG di Jawa Barat yang mencapai 60 BBTUD. Portofolio pasokan gas bumi nasional kini terbagi, dengan 60% berasal dari gas pipa dan 40% dari LNG. PGN terus aktif berkomunikasi dengan regulator dan pemangku kepentingan untuk memastikan pembangunan infrastruktur guna menjangkau pasar baru.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini, menekankan bahwa permintaan gas bumi terus meningkat, dan PGN berupaya menyediakan gas pipa melalui alokasi pemerintah, sementara kebutuhan sisanya dipenuhi oleh LNG yang disuplai dari infrastruktur FSRU Lampung, Nusantara Regas, dan Aceh. “Kami juga mempercepat pembangunan infrastruktur agar gas bumi dari Sumatera dapat didistribusikan hingga Jawa Barat melalui jalur pipa Dumai – Sei Mangke, SSWJ, dan pipa Cisem 2,” tambah Ratih.
Selain itu, forum CBF 2024 menjadi ajang diskusi terkait penetapan harga gas tahun 2025. Harga gas regasifikasi akan bersifat dinamis, mengikuti fluktuasi harga LNG berdasarkan formula yang ditetapkan oleh regulator dan kondisi harga minyak mentah Indonesia (ICP). “Kami berharap dengan formula ini, pelanggan industri dapat terus mendapatkan harga gas yang kompetitif dibandingkan BBM,” ujar Ratih.
PGN berkomitmen untuk terus mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi domestik, khususnya bagi sektor industri yang saat ini melayani sekitar 2.500 pelanggan, dan diproyeksikan meningkat menjadi 2.700-2.750 pelanggan dalam beberapa tahun mendatang. Dengan peningkatan permintaan gas bumi, LNG akan menjadi tulang punggung dalam menjamin ketersediaan dan keandalan distribusi gas PGN di masa depan.