JAKARTA – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Badriyah Fayumi, menjelaskan bahwa jemaah haji perempuan diperbolehkan mengenakan masker selama ihram dalam kondisi tertentu, seperti saat cuaca ekstrem atau adanya risiko penularan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Untuk menjaga kesehatan, menggunakan masker diperbolehkan. Namun, jika ingin lebih berhati-hati, jemaah dapat membayar fidyah berupa puasa tiga hari atau bersedekah kepada enam fakir miskin,” ujar Badriyah dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Minggu (25/5/2025), dilansir dari Antara.
Pernyataan ini disampaikan oleh Badriyah terkait cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi selama Haji 2025, seperti suhu panas tinggi dan potensi penularan ISPA yang meningkat.
Selain itu, Badriyah juga memberikan penjelasan tentang aturan penggunaan jilbab saat ihram. Ia menyebutkan bahwa membuka jilbab di hadapan sesama perempuan tidak dianggap sebagai pelanggaran. Namun, ia mengingatkan jemaah haji untuk tetap menjaga aurat sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.
Menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Badriyah mengingatkan jamaah perempuan untuk menyimpan tenaga dengan bijaksana, mengingat banyaknya aktivitas fisik yang akan dilakukan.
“Kita masih memiliki waktu dua pekan menuju Armuzna. Manfaatkan waktu ini untuk melakukan ibadah ringan namun berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, serta menjaga kesabaran dan pengendalian diri,” tambahnya.
Badriyah juga menekankan agar jemaah tidak terjebak dalam perdebatan tentang perbedaan pendapat fikih. Ia menyarankan setiap jamaah untuk memilih pendapat yang paling menenangkan hatinya dan tidak membuang waktu untuk memperdebatkan hal-hal yang tidak penting.
“Fokuslah pada niat dan keikhlasan. Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati,” kata Badriyah.
Mengakhiri pesannya, Badriyah mengajak jemaah perempuan untuk menjadikan momen wukuf sebagai titik balik spiritual.
“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan setiap langkah sebagai jalan menuju Allah. Begitu juga dengan melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan itu sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga segala pengorbanan ini membawa kita menuju haji yang mabrur,” tutupnya.




