Jakarta – Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, memberikan pidato politiknya di Istora Senayan Rabu (14/2) setelah hasil quick count dari sejumlah lembaga survei menunjukkan keunggulannya dalam Pemilu 2024. Meskipun demikian, Prabowo tetap mengajak para pendukungnya untuk menunggu hasil resmi penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Prabowo menyampaikan pidatonya di hadapan Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presidennya, serta sejumlah pimpinan partai politik yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Di antaranya adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Kita bersyukur atas hasil hitung cepat yang sudah ada. Semua penghitungan dan Lembaga survey termasuk Lembaga yang berada di tiap paslon lain menunjukkan angka-angka yang memang Prabowo Gibran menang sekali putaran,” ucap Prabowo di hadapan pendukungnya.
“Saya bersama mas Gibran berpesan, menyampaikan, walaupun kita bersyukur, kita tidak boleh sombong. Kita tidak boleh jumawa, kita tidak boleh euphoria, kita tetap harus rendah hati,” lanjut Prabowo.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa rakyatlah yang memiliki keputusan terakhir dalam memilih pemimpin mereka. Dia juga berbagi pengalaman tentang perjalanan kampanye yang telah dilakukan bersama Gibran selama beberapa bulan terakhir di seluruh Indonesia.
“Para saudara sekalian, keputusan ada di tangan rakyat, dan rakyat berhak untuk memilih pemimpin yang diinginkan,” ucap Prabowo. “Dalam beberapa bulan terakhir, kami bersama Mas Gibran dan pendukung kami telah berkeliling Indonesia. Meskipun ada tempat yang kami tidak dapat mencapai, namun Mas Gibran telah melakukannya.”
Prabowo juga mengajak semua pihak untuk bersatu kembali setelah berakhirnya kampanye Pemilu 2024. Dia menegaskan pentingnya melupakan kata-kata kasar yang mungkin terjadi selama kampanye dan kembali kepada semangat persaudaraan.
“Kita melaksanakan kampanye memang dengan kata-kata yang semangat, itu namanya kampanye. Saya mengajak mari kita lupakan kata kata yang kasar. Di antara saudara bertengkar itu biasa tapi jangan sampai menjadi pertengkaran yang lama.”
Tak lupa Prabowo meminta maaf jika terlontar kata-kata yang menyinggung pihak lain.
“Kami tidak ragu-ragu jika ada kata kata kami yang tidak berkenan di pihak manapun kami mohon maaf sebesar-besarnya. Niat kami adalah untuk mengabdi kepada bangsa Indonesia.”