JAKARTA – Dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), EA dan NS, mengalami luka-luka akibat terkena rekoset dari tank Merkava milik Israel Defence Forces (IDF) saat mereka menjalankan misi perdamaian di Lebanon.
Insiden ini menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), yang mengawasi operasi pasukan perdamaian di kawasan tersebut.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto, mengatakan bahwa insiden ini merupakan tanggung jawab penuh UNIFIL.
“Pasukan TNI yang bertugas di Lebanon adalah bagian dari misi perdamaian PBB, sehingga setiap protes terkait pelanggaran mandat Resolusi PBB Nomor 1701 akan ditangani oleh UNIFIL,” katanya kepada wartawan.
Hariyanto menambahkan bahwa UNIFIL telah merespons insiden ini dengan mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri.
“Fokus utama UNIFIL adalah menjaga keamanan seluruh pasukan PBB yang berada di Lebanon,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan resmi agar semua pihak menghormati dan menjamin keamanan pasukan perdamaian yang bertugas.
Mengenai kondisi prajurit TNI lainnya, Hariyanto menegaskan bahwa seluruh pasukan TNI di Lebanon dalam keadaan aman dan terus melaksanakan tugas sesuai perintah dari Force Commander UNIFIL.
“Pasukan TNI di Lebanon Selatan saat ini dalam kondisi aman dan tetap menjalankan misi sesuai arahan yang diberikan,” tutupnya.
Untuk diketahui kondisi di Lebanon yang terus memanas menambah tantangan bagi misi UNIFIL, yang sudah beroperasi sejak 2006 untuk memastikan ketenangan di perbatasan antara Lebanon dan Israel. Peristiwa ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi di lapangan, di mana misi perdamaian sering kali dihadapkan pada ancaman dari ketegangan yang berkepanjangan.