JAKARTA – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti pentingnya peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan peringatan cuaca dini selama arus mudik Lebaran 2025. Mengingat potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, Puan meminta BMKG untuk menyebarkan informasi secara cepat, akurat, dan real-time melalui berbagai platform.
“Penyebaran informasi cuaca harus dilakukan secara real-time melalui berbagai kanal, termasuk media massa dan aplikasi transportasi online,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Menurutnya, pemudik membutuhkan informasi terkini terkait kondisi cuaca agar dapat mengambil keputusan perjalanan yang lebih aman.
Puan menegaskan bahwa BMKG perlu berkoordinasi erat dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Korlantas Polri, serta pemerintah daerah, guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem terhadap kelancaran arus mudik.
“Keselamatan para pemudik harus menjadi prioritas utama. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus memastikan kesiapan infrastruktur, transportasi, dan sistem informasi agar masyarakat bisa mudik dengan aman di tengah ancaman cuaca ekstrem,” ujarnya.
Selain itu, Puan mengusulkan penggunaan papan informasi digital di rest area, terminal, dan stasiun agar pemudik dapat menerima pembaruan cuaca secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko kecelakaan dan mengoptimalkan arus perjalanan selama musim mudik.
146 Juta Pemudik Diprediksi, Keamanan Harus Diperketat
Dengan perkiraan jumlah pemudik yang mencapai 146 juta orang pada musim mudik Lebaran 2025, Puan menekankan perlunya pengamanan ekstra di jalur mudik. Selain kelancaran perjalanan, keselamatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan.
Ia meminta pemerintah memastikan kesiapan infrastruktur transportasi, seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, dalam menghadapi kemungkinan gangguan akibat cuaca buruk. Selain itu, Puan menyoroti perlunya penambahan personel kepolisian di titik rawan kecelakaan dan bencana guna meminimalisir risiko di lapangan.
“Pemerintah harus memastikan kesiapan infrastruktur transportasi, seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, untuk menghadapi kemungkinan gangguan akibat cuaca buruk. Pengamanan jalur mudik harus lebih diperketat, termasuk penambahan personel kepolisian di titik-titik rawan kecelakaan dan bencana,” tegasnya.***