BANTEN – Warga Tanjung Sari dikejutkan dengan rambu potensi tsunami. Pemasangan rambu-rambu yang letaknya tidak jauh dari pagar laut menjadi topik hangat di media sosial X (sebelumnya Twitter).
Keberadaan rambu-rambu tersebut kemudian menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengguna media sosial.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat mengatakan pemasangan rambu tersebut memang merupakan langkah dari BPBD untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di kawasan yang rentan.
“BPBD yang memasang. Sebelumnya sedang ramai isu megathrust, jadi kami pasang rambu tersebut,” katanya kepada wartawan.
Menurut Ujat, rambu peringatan tsunami yang dipasang tidak memiliki hubungan dengan pagar laut, melainkan sebagai bagian dari upaya BPBD untuk memenuhi standar pelayanan minimal terkait informasi bencana di wilayah rawan.
Meskipun kawasan pesisir selatan lebih sering dikaitkan dengan risiko megathrust, Ujat menambahkan bahwa pesisir Kabupaten Tangerang, terutama di wilayah utara, juga berisiko tsunami berdasarkan kajian bencana yang telah dilakukan.
“Di Kabupaten Tangerang, tsunami termasuk risiko bencana sedang. Apalagi Tanjung Pasir adalah daerah wisata dengan banyak aktivitas warga,” ungkapnya.
Rambu peringatan tsunami tersebut mulai dipasang pada awal Januari 2025, bekerja sama dengan perangkat Desa Tanjung Pasir. Selain di Tanjung Pasir, rambu serupa juga dipasang di 10 lokasi lain di lima kecamatan, yaitu Kronjo, Mauk, Sukadiri, Pakuhaji, dan Teluknaga. Setiap desa mendapatkan enam rambu, yang terdiri dari tiga rambu informasi jalur evakuasi dan tiga rambu informasi rawan tsunami.
Pemasangan rambu ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana tsunami di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang.