JAKARTA – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS di tengah sentimen global yang membaik.
Faktor eksternal yang dominan adalah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Selain itu, dari sisi domestik, tingkat keyakinan konsumen yang masih berada di zona optimis turut memperkuat nilai mata uang Garuda.
Pengamat pasar uang dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menjelaskan bahwa kerja sama dagang terbaru antara Washington dan Beijing menjadi katalis positif bagi rupiah.
“Washington akan mempertahankan total tarif sekitar 55 persen untuk impor Tiongkok, dengan Tiongkok mempertahankan tarif 10 persen untuk barang-barang Amerika,” ucapnya dalam keterangan resmi, Kamis (12/6).
Melansir Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kesepakatan dagang tersebut sudah diselesaikan secara substansial dan tinggal menunggu persetujuan akhir dari kedua kepala negara.
Kesepakatan ini mencakup pemberian izin ekspor logam tanah jarang oleh China dan pembukaan akses pendidikan tinggi di AS bagi mahasiswa asal Tiongkok.
Trump juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan Presiden China Xi Jinping untuk meningkatkan akses produk Amerika ke pasar Tiongkok.
Sentimen dalam Negeri
Dari dalam negeri, hasil survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2025 menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap berada di atas batas optimis dengan nilai 117,5.
Meskipun mengalami sedikit penurunan dibanding bulan sebelumnya, kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga.
Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) berada pada angka 106,0, sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat 129,0.
Kedua indikator ini masih mencerminkan optimisme, meskipun lebih rendah dibanding bulan April 2025.
Penopang utama IKE adalah Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) yang berada di level 118,1 serta Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) sebesar 104,1.
Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) tercatat turun ke level pesimis sebesar 95,7. Meski demikian, harapan terhadap kondisi masa depan tetap kuat.
Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) meningkat sedikit menjadi 123,8 dari sebelumnya 123,5.
Kurs Rupiah Bergerak Positif
Di pasar spot Jakarta, rupiah ditutup menguat 17 poin atau naik 0,11 persen ke posisi Rp16.243 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.260.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa juga menunjukkan tren positif dengan nilai Rp16.237 per dolar AS, menguat dari posisi sebelumnya Rp16.265.
Selain IEKLK, dua komponen IEK lainnya yakni Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) masing-masing tercatat sebesar 135,4 dan 127,8.
Meski lebih rendah dibanding periode April, keduanya tetap berada di zona optimis dan memberikan sinyal keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan membaiknya sentimen eksternal melalui kesepakatan AS-China serta konsistensi optimisme konsumen domestik, rupiah berpeluang untuk mempertahankan tren penguatan dalam waktu dekat.***