Live Program UHF Digital

Sampah Nasional Capai 21,1 Juta Ton, Indonesia Hadapi Krisis Pengelolaan Sampah

JAKARTA – Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2022 menunjukkan bahwa total timbunan sampah mencapai 21,1 juta ton. Jumlah tersebut Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah nasional.

Dari jumlah tersebut, hanya 65,71% atau sekitar 13,9 juta ton yang berhasil terkelola, sementara 34,29% lainnya, sekitar 7,2 juta ton, masih belum tertangani dengan baik.

Pertumbuhan pesat jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup menjadi penyebab utama lonjakan volume sampah yang tidak terkendali. Tanpa pengelolaan yang tepat, dampak buruk terhadap lingkungan akan semakin parah.

Ketua Dewan Pembina DPP Gibran Fans Garuda Indonesia, Dharmawan mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih terfragmentasi, tanpa adanya integrasi antar kebijakan yang jelas.

“Sampah sudah menjadi masalah besar yang membutuhkan badan khusus agar pengelolaannya tidak berjalan terpisah-pisah tanpa fokus,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).

Dharmawan menegaskan perlunya tindakan cepat dan terukur dalam penanganan sampah. “Jika masalah ini tidak ditangani dengan serius, bencana lingkungan yang lebih besar akan terjadi di masa depan,” tambahnya.

Meskipun sering dianggap sebagai sumber ekonomi melalui daur ulang, sampah plastik tetap menjadi ancaman besar bagi lingkungan. Indonesia tercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, menurut penelitian Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Kita harus menanamkan budaya bersih dan daur ulang yang lestari, untuk masa depan anak cucu kita,” lanjutnya.

Pengelolaan sampah, Dharmawan menyebutkan harus dilakukan dengan pendekatan yang membudaya dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai langkah strategis, ia mendorong pembentukan lembaga atau badan khusus yang fokus pada pengelolaan sampah. “Perjuangan ini harus terus dilakukan agar Indonesia tetap lestari,” tutupnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *