JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada siang hari ini, bergerak di zona hijau bahkan memimpin penguatan mata uang kawasan terhadap dolar AS.
Meski disi sisi lain, gejolak perang tarif global masih menjadi bayang-bayang besar yang dapat memicu tekanan balik terhadap nilai tukar nasional.
Pada Kamis (10/4/2025), pukul 11.30 WIB, rupiah, yen dan won memimpin penguatan mata uang kawasan Asia Pasifik.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di level Rp16.780 per dolar AS, naik 93 poin atau 0,55 persen. Sementara yen Jepang menguat 0,70 persen, dan won Korea 0,88 persen.
Mata uang lainnya, ringgit Malaysia terapresiasi 0,40 persen, dolar Taiwan naik 0,32 persen dan peso Filipina 0,20 persen.
Sementara mata uang yang terdepresiasi siang ini yakni dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Australia turun 0,44 persen dan rupee India terdepresiasi 0,50 persen.
Pemicu Penguatan Kurs Rupiah
Penguatan ini disinyalir hasil dari langkah agresif Bank Indonesia melalui intervensi ganda di pasar valas domestik maupun internasional.
Namun, para analis memperingatkan bahwa penguatan tersebut belum sepenuhnya aman karena faktor eksternal masih mendominasi sentimen pasar.
Isu utama yang menyeret volatilitas rupiah adalah dinamika perang dagang, terutama strategi tarif yang kembali dimainkan oleh Amerika Serikat.
Ancaman kebijakan tarif proteksionis dari Negeri Paman Sam bisa memicu ketidakpastian baru, terutama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Gejolak Global
Analis pasar uang Ariston Tjendra menjelaskan bahwa strategi mantan Presiden AS Donald Trump yang kembali membuka negosiasi tarif membawa pengaruh besar terhadap fluktuasi nilai tukar.
“Trump mulai memainkan strategi negosiasinya soal tarif, untuk sementara waktu menurunkan tarif ke 10 persen untuk 90 negara,” ujar Ariston.
Langkah ini sempat memicu euforia di pasar saham, terlihat dari penguatan indeks di bursa Asia yang mengikuti tren positif Wall Street.
Namun, Ariston mengingatkan bahwa sentimen tersebut belum benar-benar menghapus kekhawatiran pasar.
Tiongkok sebagai rival dagang utama AS pun menyatakan sikap tegas dengan memulai gelombang perang tarif balasan.
“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini. Pelemahan rupiah ke arah Rp16.900 dengan level support di kisaran Rp16.800 per dolar AS,” lanjut Ariston.***