NAYPYIDAW – Dalam misi penyelamatan korban gempa bumi di Naypyidaw, Myanmar, Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) mengerahkan anjing pelacak (K9) dan teknologi kamera beresolusi tinggi sebagai alat utama pendeteksi korban di antara puing-puing bangunan.
Menurut Chief of Operation Tim INASAR, Asnawi Suroso, operasi SAR masih berlangsung hingga hari kelima. Tim terus menyisir area yang terdampak parah, khususnya di kawasan Thukka Theiddhi Ward.
“Tim INASAR kurang lebih membuat 15 inspection hole, selanjutnya dilakukan asesmen menggunakan K9 dan search cam. Namun, hasil visual dari search cam, K9 maupun bau menyengat yang diduga keberadaan korban masih nihil,” kata Asnawi dalam keterangannya dari Jakarta, Sabtu (5/4).
Dalam misi ini, tim Indonesia bergabung dengan tim Urban Search and Rescue (USAR) dari beberapa negara lain, seperti Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Filipina. Masing-masing tim bertanggung jawab pada zona tertentu. INASAR mendapat mandat di titik pencarian keempat, yakni di Hotel Jade.
Tim Indonesia menerjunkan regu Alfa dan Charlie, termasuk tenaga medis terlatih, serta unit K9 milik Polri yang dikenal sigap dalam misi-misi kemanusiaan.
Langkah pencarian dilakukan secara sistematis, dimulai dengan membuat lubang inspeksi untuk kemudian dilakukan penilaian awal dengan bantuan K9. Jika ditemukan indikasi keberadaan korban, proses dilanjutkan dengan pencitraan menggunakan search cam.
Asnawi juga menekankan bahwa kerja sama lintas negara berjalan harmonis. Pada Jumat (4/4), Tim INASAR sempat melakukan operasi gabungan bersama Tim USAR Singapura untuk mengevakuasi korban yang sebagian tubuhnya sudah terlihat. Namun evakuasi belum berhasil dilakukan karena struktur bangunan yang labil.
“Dengan mempertimbangkan keselamatan seluruh anggota tim USAR, seluruh tim leader menyepakati untuk melanjutkan kembali proses evakuasi hari ini,” ujar Asnawi.
Meski tantangan masih besar, semangat dan solidaritas antarregu menjadi kekuatan utama dalam misi pencarian yang krusial ini.