JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI, Juliyatmono, mengusulkan gaji guru di Indonesia idealnya mencapai Rp25 juta per bulan. Menurutnya, angka ini bukan sekadar nominal, melainkan investasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menarik minat generasi muda menjadi pendidik.
“Gaji guru standarnya harus Rp25 juta per bulan. Ini baru akan ideal di Indonesia, dan minat menjadi guru akan meningkat,”* tegas Juliyatmono saat kunjungan kerja Komisi X ke Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Jambi.
Gaji Guru Saat Ini Jauh dari Ideal
Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2024 menunjukkan realitas yang kontras. Gaji guru ASN golongan III baru berkisar antara Rp4 juta hingga Rp7 juta per bulan. Sementara itu, guru honorer sering kali menerima penghasilan jauh di bawah upah minimum regional (UMR), bahkan hanya ratusan ribu rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan *Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia* Februari 2025 mencatat sektor pendidikan sebagai salah satu bidang dengan gaji terendah, rata-rata Rp2,79 juta per bulan. Lebih memprihatinkan, sektor ini mengalami penurunan gaji sebesar 1,73 persen.
Kesejahteraan Guru, Fondasi Pendidikan Berkualitas
Juliyatmono menegaskan, guru yang sejahtera akan lebih termotivasi untuk memberikan pengajaran terbaik. *“Guru adalah fondasi peradaban. Jika kesejahteraan mereka terabaikan, jangan harap kualitas pendidikan meningkat,”* ujar politisi Partai Golkar ini.
Pandangan ini selaras dengan laporan *UNESCO Global Education Monitoring 2023*. Negara-negara dengan sistem pendidikan unggul, seperti Finlandia dan Korea Selatan, memberi kompensasi guru setara profesional lain. Di Finlandia, gaji guru bahkan sebanding dengan rata-rata pendapatan nasional, ditambah pelatihan berkelanjutan.
Anggaran Pendidikan Belum Efektif
Meski anggaran pendidikan Indonesia telah mencapai 20 persen dari APBN, Juliyatmono menilai alokasinya belum optimal. *“Spending anggaran dua persen (dari PDB) saya kira bisa menjangkau itu, karena sekarang masih tersebar di mana-mana, tidak fokus,”* kritiknya. Ia mendorong revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) untuk menempatkan guru sebagai garda terdepan pembangunan sumber daya manusia.
Langkah Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru. Guru non-ASN bersertifikasi akan menerima tunjangan profesi (TPG) Rp2 juta per bulan, atau Rp6 juta untuk triwulan per Maret 2025. Guru ASN mendapat TPG setara gaji pokok, sementara 310 ribu guru honorer nonsertifikasi akan menerima bantuan Rp300 ribu per bulan mulai Juli 2025, atau Rp3,6 juta per tahun.
Selain itu, program beasiswa pendidikan D4 atau S1 disediakan untuk 12 ribu guru yang belum bergelar sarjana, dengan bantuan Rp3 juta per semester.
“Program ini diharapkan meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru secara bertahap,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, usai peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di Bogor.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Usulan gaji Rp25 juta per bulan ini menuai dukungan, namun tantangan anggaran dan implementasi masih besar. Laporan UNESCO menyoroti bahwa kenaikan gaji guru efektif mencegah kekurangan tenaga pendidik, terutama untuk mata pelajaran seperti sains dan matematika. Namun, di Indonesia, kesenjangan gaji dan beban kerja guru masih menjadi pekerjaan rumah.
“Dengan gaji yang layak, profesi guru tak lagi dipandang sebelah mata. Ini soal masa depan bangsa,” tutup Juliyatmono