JABAR – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) resmi meluncurkan program inovatif untuk membina siswa bermasalah di Jawa Barat, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Berbeda dari kesan militer yang kaku, program bertajuk Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan ini dirancang untuk mengasah mental dan karakter siswa nakal melalui pendekatan personal yang humanis. Apa saja yang ditawarkan program ini?
Pendekatan Unik untuk Membentuk Karakter
Jangan bayangkan latihan militer ala kadet dengan senjata atau disiplin keras. Program ini lebih menyerupai bimbingan intensif dengan nuansa kekeluargaan.
“Pendidikan pembentukan karakter dan kedisiplinan ini bukan merupakan bentuk pendidikan militer atau pendidikan ala militer, meskipun dilaksanakan di lingkungan asrama militer,” Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.
Para siswa akan ditempatkan di barak TNI, seperti di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Bandung, dan Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad, Purwakarta.
Di sana, mereka tidak hanya belajar disiplin, tetapi juga mengikuti kegiatan seru seperti outbound, permainan kelompok, hingga penyuluhan tentang bahaya narkoba dan wawasan kebangsaan. Pendekatan ini bertujuan mengembalikan siswa ke jalur yang benar dengan cara yang menyenangkan namun terarah.
Materi yang Variatif dan Relevan
Program ini menawarkan kurikulum yang relevan untuk remaja, mencakup:
Bimbingan Konseling:
Membantu siswa memahami diri mereka sendiri dan mengatasi masalah personal.
Latihan Baris-Berbaris:
Menanamkan kedisiplinan tanpa kesan militeristik.
Penyuluhan Bela Negara:
Membangun rasa cinta tanah air.
Pelajaran Etika dan Motivasi:
Mengasah moral dan semangat positif.
Kegiatan Outbound:
Meningkatkan kerja sama tim dan kepercayaan diri.
“Waktu pelaksanaan pendidikan karakter ini akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan target yang ingin dicapai sesuai klasifikasinya,” jelas Wahyu.
Dengan pendekatan yang fleksibel, program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa.
Sasaran: Siswa dengan Tantangan Khusus
Program ini menargetkan siswa yang dianggap “nakal” oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, seperti mereka yang terlibat tawuran, geng motor, atau sulit dibina oleh orang tua. Namun, proses seleksi tidak sembarangan.
Siswa dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua, memastikan program ini berjalan dengan persetujuan penuh.
Dua barak utama di Bandung dan Purwakarta telah mulai beroperasi, menampung puluhan siswa yang siap menjalani transformasi.
“Kemudian saat ini yang sudah berjalan, dilaksanakan di dua tempat yaitu di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Bandung dan di Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta,” kata Wahyu.
Kolaborasi untuk Masa Depan Generasi Muda
Program ini merupakan kerja sama antara TNI AD, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta berbagai pihak seperti Polri, dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA).
Dengan melibatkan tenaga pendidik dari berbagai latar belakang, program ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan positif yang mendukung perkembangan mental dan spiritual siswa.
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan, inisiatif ini bukan sekadar hukuman, melainkan upaya untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman pergaulan negatif.
Program ini juga mendapat sambutan positif dari orang tua, seperti Elly, seorang wali murid yang berharap anaknya menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab setelah mengikuti program ini.
Mengapa Program Ini Penting?
Kenakalan remaja, seperti tawuran dan keterlibatan dalam geng motor, menjadi tantangan serius di Jawa Barat. Pendekatan konvensional sering kali tidak cukup efektif untuk mengubah perilaku siswa bermasalah. Dengan menggabungkan disiplin, motivasi, dan kegiatan yang menarik, program ini menawarkan solusi baru yang lebih holistik dan berorientasi pada pengembangan karakter.
Meski begitu, program ini juga menuai kritik. Beberapa pihak, seperti Komnas HAM, meminta agar pendekatan ini ditinjau ulang agar tidak dianggap sebagai hukuman. Namun, TNI AD menegaskan bahwa program ini lebih mengedepankan bimbingan dan pengasuhan, bukan sekadar pelatihan fisik ala militer.
Menuju Generasi yang Lebih Baik
Peluncuran program ini menandai langkah berani Jawa Barat dalam menangani kenakalan remaja. Dengan pendekatan yang mengutamakan pembinaan karakter, TNI AD dan Pemprov Jabar berharap dapat membentuk generasi muda yang disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.