WASHINGTON, D.C. – Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengalami insufisiensi vena kronis atau chronic venous insufficiency (CVI). Kondisi ini diumumkan oleh dokter kepresidenan, Sean Barbabella, pada Kamis (17/7/2025), setelah Trump mengalami pembengkakan pada bagia kaki.
Trump, yang kini berusia 79 tahun, diketahui menjalani serangkaian pemeriksaan medis menyusul keluhan tersebut. Dokter Barbabella memastikan bahwa hasil pemeriksaan tidak mengindikasikan adanya masalah serius seperti trombosis vena dalam (DVT).
“USG Doppler vena pada kedua tungkai bagian bawah telah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, kondisi yang jinak dan umum terjadi, terutama pada individu berusia di atas 70 tahun,” demikian tertulis dalam memo Gedung Putih yang dikutip dari The Guardian, Kamis (17/7/2025).
Insufisiensi vena kronis terjadi ketika pembuluh darah vena di kaki tidak mampu mengalirkan darah secara optimal kembali ke jantung, menyebabkan penumpukan darah di area tungkai bawah. Gejala umum yang menyertai antara lain pembengkakan, rasa pegal, berat di kaki, kesemutan, hingga munculnya varises di sekitar kaki dan pergelangan.
Dalam kasus yang lebih parah, CVI juga dapat menimbulkan luka terbuka atau ulkus di area kaki.
Kondisi ini lebih berisiko pada orang yang lanjut usia, terutama mereka yang sering berdiri atau duduk dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh melemahnya katup satu arah pada pembuluh vena yang berfungsi mencegah aliran darah kembali ke bawah karena gravitasi.
Sejumlah faktor risiko lain yang turut berperan mencakup bekuan darah, peradangan vena (flebitis), serta kelebihan berat badan.
Meskipun diagnosis ini tidak dianggap membahayakan secara langsung, tim medis Gedung Putih tetap akan melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi Trump dan memastikan tidak ada penyebab lain yang lebih serius di balik pembengkakan kaki tersebut.




