Ada yang menarik dalam aksi unjuk rasa di Thailand yang terjadi pada hari Selasa 17 November 2020 di Gedung Parlemen Thailand ini, demo yang berujung bentrok tersebut membuat pengunjuk rasa kebingungan dan menjadikan apapun sebagai alat perlindungan diri mereka, salah satunya pelampung bebek.
Yap! pelampung yang biasa digunakan anak-anak untuk berenang ini digunakan para pemrotes untuk melindungi diri dari water canon yang mengarah ke demonstran ini mengutip Reuters.
Sementara itu aksi demo ini sendiri bertujuan untuk mengganti kekuasaan monarki yang masih berdiri di Thailand hingga saat ini.
Akibat protes yang berkepanjangan ini Pemerintah Thailand mengeluarkan larangan pertemuan lebih dari lima orang yang diberlakukan sejak Kamis (15/10/2020) pagi setelah adanya protes kekuasaan monarki Raja Maha Vajiralongkornselama tiga bulan Mengutip Reuters.
Dalam dekrit tersebut Prayuth mengungkapkan peraturan darurat ini diterapkan selama 30 hari, namun tenggat waktu situasi darurat ini bisa dikurangi jika tensi masyarakat sudah menurun.
“Pemerintah harus menggunakan peraturan darurat. Kami harus melanjutkan karena situasinya menjadi kekerasan, Ini digunakan selama 30 hari, atau kurang jika situasinya mereda.” lanjutnya.
Dia memperingatkan orang-orang untuk tidak melanggar dekrit darurat tersebut.
“Tunggu dan lihat saja, Jika Anda melakukan kesalahan, kami akan menempuh jalur hukum.” sambung Prayuth.
Para pengunjuk rasa ingin mencopot Prayuth, yang mengambil alih kekuasaan dan melakukan kudeta pada tahun 2014 lalu. Masyarakat menyebut Prayuth merekayasa pemilu hingga dirinya bisa kembali duduk di kursi kekuasaan Thailand.
Sementara itu pengunjuk rasa juga mengecam langkah situasi darurat yang diambil pemerintah dan penangkapan sekitar 40 pengunjuk rasa yang dilakukan dalam sepekan terakhir.