NTT – Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi kondisi memprihatinkan akibat musim kemarau panjang yang melanda sejak Juni 2023. Keringnya sumber air bersih telah memaksa warga setempat untuk mencari solusi kreatif demi memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kepala Desa Bura Bekor, Nolastus, mengungkapkan bahwa situasi kekeringan telah membuat warga semakin kesulitan mendapatkan akses air bersih. Harga air dari tangki eksternal mencapai Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu, yang jauh dari terjangkau oleh mayoritas penduduk. Sebagai akibatnya, warga, termasuk Yosep Rizal, terpaksa mengambil air dari batang pisang.
Dilansir dari Detik, Nolastus mengungkapkan bahwa sejak kemarau panjang melanda, air hujan menjadi semakin langka, dan warga bergantung pada air hujan sebagai sumber air bersih mereka. Meskipun ada tangki air yang dimiliki oleh BUMDes dengan harga yang lebih terjangkau sebesar Rp 250 ribu per tangki, keterbatasan pasokan air terkadang membuat mereka harus mencari alternatif lain.
Sebagai solusi, beberapa warga yang mampu membeli air dari pihak swasta dengan harga yang cukup mahal. Namun, bagi mereka yang tidak mampu, mengorek batang pisang menjadi pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
Menurut Nolastus, Yosep Rizal adalah salah satu warga Dusun Klotong yang aktif mengorek batang pisang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Proses pengambilan air dari batang pisang biasanya dilakukan sore hari, kemudian air baru diambil pada pagi hari dengan menggunakan gayung. Ini adalah praktik turun temurun yang mereka pelajari dari nenek moyang mereka sebagai cara untuk mengatasi kekurangan air selama musim kemarau.
Dari hasil mengorek batang pisang tersebut, mereka dapat memperoleh sekitar 3 hingga 4 liter air, yang merupakan sumber kehidupan mereka selama masa kekeringan ini. Selain upaya warga, Polres Sikka juga telah memberikan bantuan dengan menurunkan tiga mobil tangki air.
Nolastus juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima dukungan dari BPBD Sikka dan camat setempat untuk melaporkan situasi kekeringan yang melanda wilayah mereka. Sekitar 313 kepala keluarga di Desa Bura Bekor saat ini terdampak oleh musim kemarau panjang ini, dan mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pasokan air bersih.