JAKARTA – Yamaha tiba di Grand Prix Hungaria 2025 dengan tekad membalikkan keadaan usai hasil memalukan di Austria, di mana semua pembalap YZR-M1 finis di posisi terbawah. Fabio Quartararo, yang memimpin pasukan Yamaha, hanya mampu finis ke-15 di Red Bull Ring.
Hasil buruk tersebut menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah Yamaha di MotoGP, dan memunculkan kekhawatiran soal masa depan tim serta motivasi Quartararo, yang belum lagi mencicipi kemenangan sejak 2022.
Direktur Pelaksana Yamaha Racing, Paolo Pavesio, mengakui performa di Austria jauh lebih buruk dari perkiraan.
“Akhir pekan yang sangat negatif dalam perjalanan yang telah dilalui sejauh ini dalam 13 pekan, di mana kami bisa meningkatkan segalanya,” ujar Pavesio kepada siaran TV internasional MotoGP saat FP1 di Balaton Park.
“Kami tahu ini sangat sulit dan ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan. Tapi melalui kesulitan ini kami perlu belajar, terus bekerja, dan sangat senang bisa kembali ke trek.”
Fokus Meyakinkan Quartararo
Meski penampilan mereka jeblok, Pavesio menegaskan Yamaha masih punya komitmen penuh terhadap Fabio Quartararo dan menepis isu hengkangnya sang pembalap setelah musim 2026.
“Saya rasa kami, bersama Fabio, telah membuat keputusan setahun yang lalu untuk menandatangani kontrak dua tahun lagi dengan 44 akhir pekan balapan,” katanya.
“Saat ini, belum masuk akal membicarakan masa depan. Fokus utama kami adalah memberikan paket balap yang lebih kompetitif dan meyakinkan Fabio.”
Quartararo sendiri menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di Balaton Park, langsung lolos ke sesi Q2 setelah menempati posisi kesembilan di sesi Practice.
Yamaha Semakin Dekat dengan Proyek V4?
Saat ditanya apakah kegagalan di Austria mendorong Yamaha mempercepat proyek mesin V4, Pavesio masih berhati-hati.
“Masa depan V4 bergantung pada seberapa cepat kami bisa mengubahnya dari proyek pengembangan menjadi proyek balap,” ujarnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa Augusto Fernandez dan Andrea Dovizioso telah menguji motor V4 di Misano, menandakan proyek tersebut semakin matang.
“Sejujurnya, kami semakin dekat dengan keputusan,” tegas Pavesio.
Setelah keterpurukan di Austria, Yamaha kini mencoba bangkit di Hungaria sembari membangun kembali kepercayaan Quartararo. Namun tekanan tetap tinggi—baik di dalam trek maupun ruang negosiasi kontrak.




