JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.841 jiwa masih bertahan di pengungsian akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“1.841 jiwa masih mengungsi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Minggu (16/3/2025).
Jumlah tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan data sebelumnya pada November 2024, yang mencatat 4.838 jiwa atau 1.355 keluarga berada di pengungsian.
Para pengungsi saat ini tersebar di beberapa lokasi, baik di rumah kerabat, rumah sewaan, pos pengungsian lapangan, hingga hunian sementara yang telah disediakan pemerintah.
Status Siaga, Aktivitas Gunung Masih Tinggi
BNPB memastikan terus memberikan pendampingan maksimal kepada pemerintah daerah (pemda) dalam menangani dampak bencana, mulai dari fase tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sementara itu, Badan Geologi Kementerian ESDM masih menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Level III (Siaga).
Dalam laporan terpisah, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Flores Timur mencatat adanya lima kali erupsi dalam periode pengamatan Sabtu (15/3), pukul 18.00 – 24.00 WITA.
Kelima letusan tersebut melontarkan abu vulkanik setinggi 800 meter hingga 2 kilometer dari puncak gunung.
Badan Geologi pun mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi, serta dalam sektoral barat daya – timur laut sejauh enam kilometer demi keselamatan.