JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai melunak terhadap China di tengah panasnya perang dagang kedua negara. Trump kini mengisyaratkan keinginan membuka negosiasi dengan Beijing setelah dari “saling balas” menaikkan tarif impor.
Sikap ini muncul setelah China resmi memberlakukan tarif impor sebesar 125% terhadap produk-produk dari AS. Kebijakan itu merupakan respons atas tindakan Washington yang lebih dulu menaikkan tarif impor terhadap produk China menjadi 145%.
“Apa yang terjadi dengan China? Kami ingin sekali bisa mencapai kesepakatan,” ujar Trump dalam konferensi pers, dikutip dari video CNBC, Senin (14/4/2025).
Trump menilai bahwa selama ini China telah diuntungkan dari hubungan dagang dengan AS. Ia bahkan menyebut negara Tirai Bambu tersebut telah “menipu” Amerika selama bertahun-tahun.
“Mereka benar-benar telah mengambil keuntungan dari negara kami dalam jangka waktu yang lama. Mereka telah menipu kami. Dan kita berbicara tentang banyak presiden, bukan hanya beberapa. Namun, mereka melakukannya,” kata Trump.
Meski begitu, Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkannya bukan tanpa alasan. Menurutnya, langkah tersebut diambil untuk menata ulang sistem perdagangan AS yang selama ini dianggap merugikan.
“Dan yang kami lakukan hanyalah mengembalikannya ke bentuk semula. Kami sedang menata ulang keadaan dan saya yakin kami akan dapat bekerja sama dengan sangat baik,” jelasnya.
Tak hanya itu, Trump juga menunjukkan sikap positif terhadap Presiden China Xi Jinping. Ia mengaku menghormati Xi dan berharap kerja sama kedua negara bisa kembali terjalin dengan baik.
“Saya sangat menghormati Presiden Xi. Dia telah menjadi teman saya dalam jangka waktu yang lama. Dan saya pikir kami akan berhasil mencapai sesuatu yang sangat baik bagi kedua negara. Saya menantikannya,” pungkas Trump.
Untuk diketahui, ketegangan dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia ini telah berlangsung cukup lama. Perang tarif yang terus bereskalasi berdampak besar pada perekonomian global. Kini, sinyal keterbukaan dari Trump memberikan harapan baru akan potensi perundingan ulang antara AS dan China.