JAKARTA — Arus balik Lebaran 2025 memicu lonjakan signifikan volume kendaraan di Jalur Pantura, khususnya wilayah Kota Cirebon.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon mencatat kepadatan lalu lintas meningkat tajam, dengan lebih dari 3.400 kendaraan melintas tiap jam pada Minggu siang (6/4), yang bertepatan dengan H+5 Lebaran.
Kepadatan tersebut dipicu oleh rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) di jalan tol, yang mengakibatkan pengalihan arus balik ke jalur arteri Pantura.
Alhasil, ruas jalan di Kota Cirebon dan sekitarnya mengalami peningkatan signifikan jumlah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
“Akibat penerapan rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) di jalur tol. Ruas arteri semakin padat,” ujar Kepala Dishub Kota Cirebon, Andi Armawan, dalam keterangannya.
Dalam rentang waktu dari pukul 00.00 hingga 14.00 WIB, tercatat lebih dari 82 ribu kendaraan melaju ke arah Jakarta melewati jalur Pantura.
Dominasi kendaraan roda dua masih menjadi pemandangan utama, dengan jumlah mencapai sekitar 75 ribu unit, menandakan tingginya mobilitas para pemudik yang kembali ke wilayah Jabodetabek.
Akhir Pekan Jadi Puncak Arus Balik
Andi menyebutkan bahwa lonjakan volume kendaraan terpantau lebih padat saat akhir pekan, seiring banyaknya perantau yang kembali setelah merayakan Idulfitri di kampung halaman.
“Volume kendaraan semakin ramai, terutama pada akhir pekan ini. Karena banyak perantau yang kembali ke daerah Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Kepadatan ini turut memicu keluhan dari masyarakat lokal. Salah satu titik sorotan adalah penutupan u-turn di sepanjang jalur Pantura Kota Cirebon, yang dianggap menyulitkan pengendara setempat.
Namun Dishub menegaskan bahwa penutupan itu dilakukan demi menjaga kelancaran lalu lintas. “Kalau putar balik itu dibuka, tidak bisa menjawab permasalahan ini. Bahkan bisa lebih macet,” tegas Andi.
Sebagai bentuk mitigasi dan pelayanan informasi kepada masyarakat, Dishub Kota Cirebon telah menyiapkan sistem pemantauan lalu lintas berbasis kamera pengawas atau CCTV yang bisa diakses publik.
“Kami fasilitasi kamera pengawas atau CCTV yang bisa diakses masyarakat, untuk memantau situasi lalu lintas secara real time,” katanya.
Fasilitas ini diharapkan dapat membantu pengguna jalan untuk merencanakan perjalanan, menghindari titik kemacetan, dan tetap waspada selama perjalanan arus balik.***