JAKARTA – Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat sejumlah bencana yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, dengan dominasi bencana hidrometeorologi basah. Salah satu laporan awal menyebutkan bahwa banjir melanda Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, setelah hujan deras yang terjadi pada Kamis (10/4).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa dua desa di Kecamatan Bula terdampak, dengan 43 unit rumah terendam, salah satunya mengalami rusak berat. Selain itu, banjir juga merusak bangunan bronjong dan drainase di akses jalan menuju Pantai Gumumae.
Lebih lanjut, tanah longsor terjadi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu (13/4) pukul 15.00 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi hingga sedang memicu longsor, yang berdampak pada 11 KK di empat kecamatan: Gunungguruh, Sukaraja, Parakansalak, dan Bantargadung. Tercatat ada 10 rumah rusak ringan akibat kejadian ini.
Sementara itu, di Sulawesi Tengah, banjir juga melanda Kabupaten Parigi Moutong pada Senin (14/4), akibat curah hujan tinggi yang masuk ke pemukiman warga. Di Desa Pebounang, Kecamatan Palasa, tujuh rumah terdampak dan dua jembatan putus. Tim gabungan BPBD segera melakukan penanganan darurat di lokasi.
Selain banjir, angin kencang juga menerjang Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Hujan deras disertai angin kencang sekitar pukul 15.12 WIB menyebabkan kerusakan pada rumah, fasilitas pendidikan, dan pohon tumbang. Di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, satu orang terluka ringan akibat tersengat listrik. Korban telah mendapat perawatan di RSUD Kanjuruhan, sementara BPBD dan tim gabungan melakukan pemotongan serta pembersihan sisa material pohon tumbang.
Menanggapi bencana yang terjadi di berbagai daerah, Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah.
“Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika hujan deras terjadi lebih dari satu jam, dengan jarak pandang kurang dari 100 meter,” ujar Abdul Muhari.
Pemerintah daerah juga diminta untuk memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya untuk menghadapi potensi darurat.