JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memanfaatkan Global Terrorism Index (GTI) sebagai landasan penting dalam menyusun strategi pencegahan terorisme di Indonesia. Laporan tahunan yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP) ini dijadikan acuan untuk mengevaluasi sekaligus merumuskan kebijakan nasional penanggulangan terorisme.
“GTI menjadi panduan kita dalam mengukur perkembangan penanggulangan terorisme di Indonesia. Bahkan, Pemerintah telah memasukkan GTI ke dalam dokumen RPJMN 2025–2029 sebagai rujukan penting dalam menyusun kebijakan,” kata Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono melalui keterangan tertulis kepada Garuda.Tv, Kamis (10/4/2025)
Ia menyebut, posisi Indonesia yang menempati peringkat ke-30 dalam GTI 2025 dengan kategori medium impact of terrorism merupakan hasil nyata dari kerja kolektif lintas sektor. Strategi kolaboratif yang melibatkan Kementerian dan Lembaga, TNI-Polri, hingga masyarakat, dinilai efektif menekan potensi ancaman teror.
“Peringkat ini mencerminkan efektivitas strategi kita yang mengedepankan kolaborasi antarinstansi dan keterlibatan masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi terorisme,” tambahnya.
Sementara itu, pendiri IEP Steve Killelea mengapresiasi pendekatan humanis yang diterapkan Indonesia. Ia menilai strategi ini tidak hanya efektif, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip hukum dan menghindari potensi konflik.
“Pendekatan Indonesia sangat menarik karena tidak memicu konflik dan tetap menghormati supremasi hukum. Kami ingin menjadikannya sebagai studi kasus untuk melihat bagaimana metode ini dapat diterapkan dalam menangani ekstremisme kekerasan,” ungkap Steve.
Kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama antara BNPT dan IEP. BNPT menyampaikan niatnya untuk meningkatkan kapasitas personel melalui kolaborasi dengan IEP guna memperkuat strategi pencegahan di masa depan.
Sebagai informasi, GTI telah diterbitkan sejak 2012 dan menjadi tolok ukur global dalam menilai dampak terorisme di berbagai negara. Indeks ini merangkum data insiden, jumlah korban, luka-luka, dan penyanderaan, serta dampaknya terhadap stabilitas sosial dan ekonomi.
Dengan menjadikan GTI sebagai rujukan, BNPT menunjukkan komitmennya dalam merumuskan strategi yang adaptif, berbasis data, serta tetap mengedepankan prinsip kemanusiaan. Upaya ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu contoh negara yang cerdas dan beradab dalam melawan terorisme.