JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan kehadiran Sekolah Rakyat menandai babak baru dalam sejarah pendidikan Indonesia.
Pernyataan itu ia sampaikan saat mengisi acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Cak Imin, sapaan akrabnya, menilai program ini bukan sekadar ruang belajar bagi anak-anak kurang mampu, melainkan simbol komitmen negara menghadirkan akses pendidikan yang setara.
“Insya Allah, ini sejarah baru penanganan pendidikan buat saudara-saudara kita yang belum beruntung,” katanya.
Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan gagasan langsung Presiden Prabowo Subianto yang menjadi terobosan penting dalam menjawab persoalan ketimpangan pendidikan.
Ia menekankan, pengalaman kepemimpinan Presiden Prabowo terlihat jelas dalam arah kebijakan pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil.
“Di situ bedanya pilihan program seorang Presiden yang berpengalaman dengan kita-kita yang masih belum sepengalaman beliau,” ujarnya.
Lebih jauh, Cak Imin menyebut Sekolah Rakyat hadir bukan hanya sebagai sarana pendidikan gratis, tetapi juga sebagai model penanganan kemiskinan berbasis sekolah.
Program ini mengintegrasikan pendidikan dengan pendekatan sosial, mulai dari layanan kesehatan gratis, makan bergizi, jaminan kesehatan, koperasi desa, hingga program pembangunan rumah rakyat.
Ia menegaskan peran guru dan kepala sekolah akan sangat menentukan keberhasilan gagasan ini.
“Bapak-ibu sekalian ini nanti akan menjadi inspirasi semua sekolah-sekolah yang menangani anak-anak miskin.”
“Di semua level sekolah, ini engak main-main, karena baik kurikulumnya, pendekatannya, pengelolaannya akan menjadi prototype model bagi seluruh sekolah-sekolah yang menangani anak-anak miskin,” jelasnya.
Cak Imin juga menggarisbawahi bahwa pendidik dalam Sekolah Rakyat memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar.
“Tadi tepat Pak Mensos bilang guru memiliki tiga aspek. Empati, orang tua kedua (bagi siswa), dan yang ketiga role model, prototype idola. Karena itu, bapak-ibu para guru adalah idola penanganan masalah kemiskinan di Tanah Air kita,” tegasnya.
Hingga Agustus 2025, program percontohan Sekolah Rakyat telah beroperasi di 100 lokasi di seluruh Indonesia.
Pemerintah menargetkan jumlah itu meningkat menjadi 165 titik pada September mendatang.
Pada tahun ajaran 2025/2026, Kementerian Sosial menargetkan 165 Sekolah Rakyat mampu menampung 15.895 siswa dengan dukungan 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.
Dengan konsep menyeluruh, Sekolah Rakyat bukan hanya memberikan pendidikan gratis, tetapi juga menjadi instrumen nyata pengentasan kemiskinan terpadu di Indonesia.***





