KOLAKA UTARA – Sebanyak 230 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, terisolasi setelah dua jembatan penghubung antardusun ambruk akibat terjangan banjir, Sabtu (19/4/2025). Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut juga menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam ratusan rumah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Utara, Andi Faizal, mengungkapkan bahwa banjir menggenangi empat desa di Kecamatan Lasusua, yakni Ponggiha, Tojabi, Batu Ganda, dan Watuliu.
“Ketinggian air ada yang mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik. Termasuk RSUD Djafar Harun juga terendam,” ujarnya saat meninjau lokasi terdampak.
Data sementara menunjukkan sedikitnya 47 rumah, satu masjid, dan sejumlah sekolah terendam banjir. Di Desa Tojabi, tercatat 41 rumah warga ikut terdampak, termasuk fasilitas rumah sakit.
“Khusus di Desa Watuliu kami belum menerima laporan pasti jumlah rumah yang terendam. Kami sementara berkoordinasi dengan Damkar, Dinas PU, Satpol PP, TNI dan Polri untuk membantu proses evakuasi dan pembersihan rumah warga karena air telah surut,” jelas Andi Faizal, dikutip dari berbagai sumber.
Sementara itu, Kepala Desa Batuganda, Masbahuddin, menyampaikan bahwa dua jembatan yang menghubungkan Dusun 3 ke Dusun 5 dan Dusun 6 rusak berat hingga putus total.
“Tidak ada akses lain. 230 KK warga kami terisolasi,” ujarnya.
Selain jembatan, tujuh rumah warga dilaporkan rusak berat, dan akses menuju sekolah serta jaringan distribusi air bersih ke Dusun 1, 2, dan 3 juga ikut terdampak.
Pantauan di lapangan, tim dari Dinas Sosial dan Dinas Pekerjaan Umum Kolaka Utara telah bergerak ke lokasi untuk melakukan asesmen kerusakan, menyalurkan bantuan darurat, dan membuka akses sementara ke wilayah terdampak.