JAKARTA – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, bertemu dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (3/3/2025) untuk membahas langkah strategis dalam memaksimalkan potensi sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan guna mencapai swasembada pangan di daerah tersebut.
“Pagi ini saya bertemu dengan Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Pertanian untuk membahas peluang-peluang dan potensi Maluku Utara dalam mewujudkan swasembada pangan, peternakan, dan perkebunan,” ujar Sherly setelah pertemuan, dilansir dari Anatara.
Sherly menekankan perlunya pemetaan wilayah Maluku Utara yang memiliki potensi pertanian, agar dapat dikelola secara maksimal. Menurutnya, Menteri Pertanian sangat responsif terhadap upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
“Mentan sangat responsif terhadap upaya peningkatan ketahanan pangan di Maluku Utara. Pemetaan yang jelas mengenai lahan yang cocok untuk sektor pertanian sangat diperlukan agar program ini bisa berjalan optimal,” tambahnya.
Sebagai langkah lanjutan, Gubernur Sherly mengungkapkan bahwa akan dijadwalkan pertemuan antara Menteri Pertanian dengan 10 kepala daerah di Maluku Utara untuk membahas potensi lahan dan perencanaan ketahanan pangan lebih lanjut.
“Kami akan mengatur jadwal bersama 10 kepala daerah, membawa mereka untuk bertemu dengan Menteri guna finalisasi perencanaan ketahanan pangan di Maluku Utara,” jelasnya.
Sherly juga menyebutkan bahwa Maluku Utara memiliki komoditas unggulan seperti kelapa, cengkeh, dan pala, namun sektor ini membutuhkan program peremajaan agar produktivitasnya meningkat. Di sektor peternakan, wilayah ini memiliki potensi besar dengan lahan sekitar 30.000 hingga 40.000 hektare yang dapat dikembangkan untuk peternakan sapi.
“Maluku Utara belum memiliki peternakan skala besar. Kami akan membuka lahan peternakan untuk memenuhi kebutuhan daging di provinsi ini dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar,” imbuh Sherly.
Di sektor tanaman pangan, Gubernur Sherly menyatakan akan ada pembukaan lahan untuk jagung dan padi. Produksi padi dan jagung di Maluku Utara, menurutnya, masih jauh dari swasembada, sehingga sebagian besar kebutuhan masih dipasok dari Jawa dan Makassar.
“Kami optimis, dengan pengelolaan yang baik, Maluku Utara bisa mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Gubernur Sherly juga menyoroti bahwa sekitar 80 persen masyarakat Maluku Utara berprofesi sebagai petani. Namun, meskipun lahan tersedia, masih diperlukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola sektor pertanian.
Saat ini, sebagian besar petani padi di wilayah ini berasal dari Bugis dan Jawa. Oleh karena itu, koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pertanian akan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian lokal.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan adalah salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendukung penguatan sektor pertanian di berbagai daerah, dengan memanfaatkan keunggulan komparatif masing-masing wilayah.
“Saat ini Presiden fokus pada pertanian untuk mewujudkan program prioritas swasembada pangan. Kita harus mendukung keunggulan tiap daerah dan membagi peran sesuai kompetensi serta potensi masing-masing,” ujar Mentan.
Kementerian Pertanian juga akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional. Dengan potensi lahan yang besar dan kebijakan yang tepat, Maluku Utara diharapkan dapat menjadi salah satu daerah yang mampu mencapai swasembada pangan secara berkelanjutan.