FLORES TIMUR – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi pada Jumat (20/6/2025) sore. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki yang berada di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan adanya aliran lava yang mengarah ke dua sisi. Lava bergerak ke arah barat laut sejauh 3.800 meter dan timur laut sejauh 4.340 meter dari titik erupsi.
Selama erupsi, kondisi cuaca terpantau berawan hingga mendung dengan angin bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara berada di kisaran 24–32°C. “Asap kawah teramati bertekanan sedang, berwarna putih dengan intensitas tebal, dan mencapai ketinggian 200-500 meter di atas puncak kawah,” ujar Anselmus Bobyson Lamanepa, petugas pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Berdasarkan data kegempaan, tercatat beberapa aktivitas seismik, antara lain:
- 2 kali gempa embusan dengan amplitudo 3,7 mm dan durasi 34–38 detik,
- 10 kali tremor non-harmonik dengan amplitudo 2,9–7,4 mm dan durasi 69–223 detik,
- 1 kali tremor harmonik dengan amplitudo 3,7 mm dan durasi 102 detik,
- 1 gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7,4 mm, selisih waktu S-P 11 detik, dan durasi 37 detik.
Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki berada pada Level IV (Awas), dan PVMBG mengimbau masyarakat serta wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung, serta di sektor barat daya hingga timur laut sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.
Pihak berwenang juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari pemerintah daerah, dan menghindari informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, warga diminta untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan, terutama di wilayah yang dilalui oleh sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Bagi warga yang terdampak hujan abu vulkanik, disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari dampak negatif pada saluran pernapasan.