Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu akan ditutup sementara, dimulai pada tanggal 15 Desember 2023. Keputusan ini diambil karena tingginya curah hujan dan untuk mendukung pemulihan ekosistem hutan.
Kepala Resor Kawah Ratu, Gungun Ganjar Gunawan, menyampaikan informasi ini dan menjelaskan bahwa penutupan sesuai dengan surat edaran Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Nomor SE.4772/T.14/TU/KSA.3.1/12/2023 yang diterbitkan pada 8 Desember.
Penutupan ini dilakukan karena intensitas curah hujan yang tinggi, yang biasanya terjadi pada akhir bulan Desember. Tradisinya, pada akhir tahun hingga awal tahun baru, pendakian dan kunjungan ke Kawah Ratu ditutup untuk memulihkan ekosistem.
Alasan lain adalah hasil pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang melaporkan peningkatan aktivitas gempa Gunung Salak, mencapai empat kali kejadian per hari.
Berdasarkan pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023, PVMBG mengungkapkan Gunung Salak masih didominasi gempa tektonik jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian.
Gungun menegaskan bahwa keputusan ini juga diambil untuk menjaga keselamatan para pengunjung. Meskipun Gunung Salak masih berada pada tingkat aktivitas normal (level I), PVMBG mengingatkan potensi erupsi freatik yang dapat terjadi tiba-tiba pasca peningkatan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu.
Kelembaban udara yang tinggi selama musim hujan juga meningkatkan risiko akumulasi gas vulkanik, sehingga tindakan pencegahan menjadi penting.
Meski demikian, PVMBG mencatat bahwa secara keseluruhan tingkat aktivitas Gunung Salak masih berada pada level I atau normal. Masyarakat direkomendasikan untuk tidak memasuki kawasan kawah aktif di Gunung Salak, terutama saat musim hujan, untuk menghindari potensi bahaya akumulasi gas.