PAPUA – Papua Tengah kembali bergejolak menjelang Hari Bhayangkara 2025 yang tepat berusia 79 tahun.
Seorang personel Polres Intan Jaya, Bripda Ricardo Pasaribu, menjadi korban kekerasan oleh orang tak dikenal (OTK) yang diduga bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Insiden ini memperparah ketegangan keamanan di wilayah Distrik Sugapa.
Bripda Ricardo mengalami luka parah di bagian telinga kanan setelah diserang secara brutal pada Sabtu (28/6/2025) sekitar pukul 18.45 WIT.
Peristiwa terjadi di area Kompleks Kios Palopo, salah satu titik yang kini menjadi perhatian aparat keamanan.
Saat ini korban menjalani perawatan intensif di RSUD Sugapa.
“Kami mengutuk keras tindakan kekerasan ini. Aparat akan mengejar dan menindak pelaku sesuai hukum,” tegas Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, selaku Kepala Operasi Damai Cartenz, dalam pernyataannya di Jayapura, dikutip dari Humas Polri, Selasa (1/7/2025).
KKB Diduga Berperan di Balik Serangan
Menyusul insiden tersebut, personel Ops Damai Cartenz langsung dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan penyisiran dan mengumpulkan bukti.
Sementara itu, aparat gabungan TNI-Polri di Distrik Sugapa meningkatkan kewaspadaan demi mencegah eskalasi konflik lebih luas.
“Dugaan awal pelaku terkait KKB. Kami imbau masyarakat tidak panik,” kata Kombes Pol. Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, sembari meminta warga tetap tenang namun waspada menghadapi potensi ancaman lanjutan.
Serangan ini menjadi perhatian serius pihak keamanan, mengingat Distrik Sugapa dan wilayah Intan Jaya belakangan menjadi titik rawan aktivitas KKB.
Aparat menegaskan komitmennya menjaga stabilitas dan menjamin rasa aman masyarakat sipil di Papua Tengah.
Aparat Siaga Penuh
Peristiwa kekerasan ini terjadi hanya beberapa hari menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79.
Aparat kini siaga penuh dan memperkuat pengamanan di berbagai wilayah strategis.
Fokus utama diarahkan untuk menekan ruang gerak kelompok separatis bersenjata dan menjaga ketenangan publik.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan terhadap aparat dan warga tidak akan dibiarkan.
Langkah-langkah investigatif terus digencarkan, sembari membuka ruang komunikasi dengan tokoh-tokoh lokal guna meredam ketegangan di akar rumput.***