GAZA, ISRAEL – Serangan militer Israel di Gaza kembali berlanjut, bahkan memasuki hari kedua Idul Fitri, yang dirayakan oleh umat Islam Palestina.
Pasukan Israel menggempur wilayah-wilayah di Gaza, dengan serangan paling mematikan terjadi di Khan Younis, di mana sedikitnya tujuh rumah warga dihancurkan.
Serangan yang dimulai sejak Minggu, 30 Maret 2025, terus berlangsung selama 24 jam penuh, meski umat Palestina tengah merayakan Idul Fitri. Meskipun ada tradisi saling mengunjungi antar keluarga di tengah perayaan, kekerasan tak dapat dihindari. Penembakan artileri Israel terdengar di berbagai titik, termasuk di Nuseirat dan Deir el-Balah. Dalam serangan ini, tiga petani kehilangan nyawa mereka.
Menurut Tim Pertahanan Sipil Gaza dan paramedis, upaya untuk mengambil jenazah korban di lapangan sangat berbahaya. Salah satu jenazah dipindahkan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, sementara serangan udara di kamp pengungsi Jabalia menewaskan tiga orang, termasuk seorang pemuda berusia 19 tahun.
Seiring dengan terus meluasnya kekerasan, Israel juga mengeluarkan perintah pemindahan paksa terhadap warga Rafah, kota yang terletak di selatan Gaza. Dalam pernyataan dari juru bicara militer Israel, perintah evakuasi ini dianggap sebagai yang terluas sejak pertempuran dimulai kembali. Warga yang berada di sebagian besar Rafah, termasuk daerah sekitar Nassr dan ash-Shawka, diminta untuk mengungsi ke al-Mawasi.
Perang ini berlanjut sejak 7 Oktober 2023, setelah serangan mematikan Hamas ke wilayah Israel yang mengakibatkan 1.200 orang Israel tewas. Serangan balasan Israel menyebabkan lebih dari 50 ribu warga Gaza tewas, ratusan ribu lainnya terluka, dan jutaan orang terpaksa mengungsi.
Meski gencatan senjata sempat menenangkan situasi pada Januari 2025, serangan besar Israel kembali diluncurkan pada 18 Maret 2025, setelah masa gencatan senjata dengan Hamas berakhir. Akibatnya, 900 orang lagi tewas di Gaza.
Hamas, di sisi lain, dilaporkan telah menerima proposal gencatan senjata dari mediator, namun Israel malah mengajukan proposal yang berbeda, memperburuk ketegangan yang sudah memuncak.
Serangan berkelanjutan ini menunjukkan betapa kompleks dan penuh tragedi konflik yang tengah berlangsung di Gaza, sementara harapan akan perdamaian semakin sulit dicapai.