JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto menganggap kasus dugaan penguntitan personel Densus 88 kepada Jampidsus Kejagung dinilai kasus itu merupakan berita yang simpang siur.
“Ya, mungkin berita itu simpang siur saja,” katanya kepada wartawan di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (27/5/2024).
Berdasarkan informasi, sebelumnya anggota Densus 88 tertangkap saat sedang menguntit Jampidsus Febrie Adriansyah di sebuah restoran makanan Perancis di Cipete, Jakarta Selatan, pada Minggu malam pekan lalu.
Peristiwa itu bermula ketika dua orang masuk ke restoran tak lama setelah Febrie tiba. Menurut Informasi yang beredar, dua orang itu datang dengan berjalan kaki dan meminta tempat di area merokok. Anehnya, mereka justru terus menggunakan masker dan hanya sesekali merokok
Darmi sanalah, kecurigaan muncul setelah satu di antara dua orang itu mengarahkan sebuah alat yang diduga sebagai perekam ke arah meja Febrie.
Seorang anggota Polisi Militer yang tengah mengawal Febrie, langsung merangkul orang tersebut dan langsung membawanya keluar restoran. Satu orang lainnya melarikan diri. Berdasarkan hasil interogasi, pria yang tertangkap itu diketahui merupakan anggota Densus 88.
Untuk diketahui, Febrie memang belakangan dikawal polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer. Ini lantaran Jampidsus sedang menangani kasus korupsi besar seperti kasus tambang. Apalagi penyidik Kejagung saat menggeledah di Bangka Belitung dalam menangani kasus timah juga mendapatkan intimidasi.