JAKARTA – Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar (Satgasmar Pam Puter) lepasliarkan puluhan tukik ke laut lepas di Pulau Berhala. Aksi ini menandai langkah nyata TNI Angkatan Laut (AL) dalam menjaga kelestarian ekosistem bahari.
Proses konservasi dimulai dari pemantauan penyu dewasa yang bertelur di malam hari. Setelah induk penyu kembali ke laut, telur-telur yang ditemukan diamankan dan dipindahkan ke penangkaran khusus di Posko Satgas.
Langkah ini melindungi telur dari ancaman predator alami. Ketika tukik menetas dan cukup kuat, berusia lebih dari satu bulan, mereka pun dikembalikan ke pelukan laut, tempat mereka berhak menjelajahi dunia.
Komandan Satgasmar Pam Puter Pulau Berhala ke-XXVIII, Lettu Marinir Joko Santoso, dengan penuh semangat menyampaikan harapannya.
“Tindakan ini diharapkan bisa menjadi pemicu kesadaran masyarakat dan lembaga lainnya untuk turut serta dalam upaya pelestarian penyu, yang kini keberadaannya makin terancam,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga lingkungan dan mencegah praktik ilegal seperti perdagangan penyu atau telurnya.
Kegiatan ini selaras dengan visi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, yang menekankan bahwa prajurit TNI AL tidak hanya menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga menjadi pelindung kehidupan maritim. Pelepasan tukik menjadi cerminan jati diri prajurit yang peduli terhadap alam.
Lebih dari sekadar tanggung jawab ekologis, aksi ini juga mencerminkan pendekatan humanis TNI AL dalam menjaga perbatasan.
Melindungi sumber daya alam seperti penyu menunjukkan bahwa pengamanan wilayah tak selalu soal kekuatan fisik, tetapi juga tentang merawat kekayaan hayati yang menjadi bagian dari kedaulatan bangsa.
Dengan semangat “Jalesveva Jayamahe” kemenangan di laut – Satgasmar Pam Puter membuktikan bahwa menjaga laut Indonesia berarti menjaga masa depan. Kegiatan ini diharapkan menginspirasi masyarakat luas untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, demi laut yang lestari dan penyu yang terus berenang bebas di habitatnya.