JAKARTA – Pembukaan perdagangan awal pekan ini kembali menunjukkan bahwa penguatan kurs rupiah masih berlanjut seiring tekanan yang belum mereda pada dolar AS di pasar global.
Berdasarkan data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (2/12/2025) kurs rupiah pada posisi Rp16.625 per dolar AS, naik 38 poin atau naik 0,23 persen dari sesi sebelumnya yang ditutup di Rp16.663 per dolar AS pada Senin (1/12/2025).
Analis Pasar Uang Lukman Leong mengungkapkan sentimen pasar valas hari ini semakin menopang Rupiah.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan,” dalam keterangannya pada Selasa (2/12/2025).
Indeks dolar AS berada di level 99,46, hanya naik tipis 0,03 persen, yang menandakan mata uang Negeri Paman Sam belum keluar dari tekanan teknikal maupun fundamental sejak awal pekan.
Salah satu penyebab utamanya adalah laporan terbaru terkait kondisi manufaktur AS yang menunjukkan kontraksi lebih dalam dibandingkan perkiraan analis.
Data dari Institute Supply of Management (ISM) merilis angka PMI Manufaktur AS November di level 48,2, turun dari bulan sebelumnya di posisi 48,7.
Hasil tersebut juga masih berada di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan angka 48,6, sehingga mempertegas perlambatan aktivitas industri AS.
Dengan bergerak di bawah angka 50 selama sembilan bulan berturut-turut, sektor manufaktur AS mencatat fase kontraksi terpanjang dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah analis menilai kebijakan tarif AS dan tekanan biaya produksi menjadi faktor signifikan yang menahan pemulihan sektor manufaktur.
Kondisi dolar yang tertekan membuka peluang pergerakan rupiah untuk terus menguat dalam jangka pendek, meski ruang geraknya diperkirakan tidak terlalu lebar.
“Namun penguatan diperkirakan masih akan terbatas dipengaruhi data ekonomi Indonesia yang dirilis Senin kemarin,” lanjut Lukman.
Ia menambahkan bahwa inflasi yang melandai belum cukup menutup performa perdagangan yang kurang memuaskan, sehingga ruang apresiasi rupiah masih terbatas secara teknis.
“Sehingga nilai tukar rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp16.600-Rp16.700 per dolar AS,” tutup Lukman.***