JAKARTA – Lima anggota kelompok Bali Nine yang dipulangkan ke Australia telah kembali bertemu keluarga mereka setelah hampir 2 dekade menjalani hukuman di Indonesia. Mereka tiba di Brisbane, Sydney, dan Melbourne pagi ini, disambut oleh keluarga dan para pendukungnya.
Michael Czugaj mendarat di Brisbane, sementara Matthew Norman dan Si Yi Chen tiba di Melbourne. Martin Stephens mendarat di Sydney, sementara keberadaan Scott Rush di penerbangan yang sama ke Brisbane belum dapat dipastikan.
Kelompok ini sebelumnya dijatuhi vonis hukuman seumur hidup atas peran mereka dalam upaya penyelundupan lebih dari 8 kilogram heroin dari Bali ke Australia pada 2005.
Setelah menjalani hukuman selama 20 tahun, mereka akhirnya dibebaskan di hari Minggu lalu setelah kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Australia dicapai untuk mengizinkan mereka pulang atas dasar kemanusiaan.
Kesepakatan ini diperantarai oleh Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Meski demikian, pembebasan ini tidak dianggap sebagai pengampunan, dan pemerintah Indonesia meminta agar mereka tetap menjalani rehabilitasi dan diawasi selama di Australia.
Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, kelimanya ditempatkan di pusat karantina Howard Springs, dekat Darwin, untuk menjalani tes kesehatan dan pengarahan.
Kelompok Bali Nine ditangkap pada 2005 di Bali saat hendak naik pesawat menuju Australia. Empat kurir narkoba, termasuk Scott Rush dan Michael Czugaj, ditangkap di bandara dengan lebih dari 8 kilogram heroin diikatkan di tubuh mereka. Pemimpin kelompok, Andrew Chan, juga ditangkap di bandara, sementara anggota lainnya, termasuk Myuran Sukumaran, ditangkap di hotel di Kuta.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akhirnya dieksekusi pada April 2015 atas peran mereka sebagai pemimpin. Sementara itu, anggota lainnya kini memulai babak baru kehidupan mereka di Australia.