JAKARTA – Bisnis pasar modal Indonesia mencetak tonggak sejarah baru. Hingga akhir Agustus 2025, jumlah investor dengan single investor identification (SID) resmi menembus 18 juta.
Lonjakan ini menegaskan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal sekaligus mencerminkan optimisme terhadap perekonomian nasional.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), total investor pasar modal tercatat mencapai 18.012.665 SID atau sekitar 18,01 juta investor.
Angka tersebut tumbuh signifikan dengan tambahan 3,14 juta SID baru sepanjang 2025, meningkat 21,12% dibanding akhir 2024 yang berjumlah 14,87 juta SID.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan lonjakan investor tidak terlepas dari program edukasi berkesinambungan yang digagas BEI bersama Self Regulatory Organization (SRO), para pemangku kepentingan, serta dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari total tersebut, investor saham kini mencapai 7,55 juta SID, dengan 1,17 juta di antaranya merupakan investor baru.
“Capaian ini bukan sekedar angka, tetapi juga mencerminkan tumbuhnya optimisme dan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional serta pasar modal Indonesia,” ujar Kautsar dalam keterangan resmi, Jumat (5/9/2025).
Pemerintah Tekankan Stabilitas Pasar Modal
Pada awal September, BEI bersama OJK dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Konferensi Pers Stabilitas Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi serta Direktur Utama BEI Iman Rachman, menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Airlangga menyebut pasar modal memiliki peran vital sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan sarana investasi masyarakat.
Karena itu, pemerintah bersama otoritas pasar modal berkomitmen menjaga stabilitas demi pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Dorong Pasar Modal Syariah
Selain itu, pada 3 September 2025, Direktur Utama BEI Iman Rachman bersama Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik bertemu Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Pertemuan tersebut menjadi langkah strategis dalam memperluas pengembangan pasar modal syariah di Indonesia.
Menurut Kautsar, perhatian pemerintah dan organisasi masyarakat seperti PBNU akan memperkuat inklusi keuangan, mempercepat pertumbuhan pasar modal syariah, serta menegaskan peran penting pasar modal dalam pembangunan ekonomi nasional.***