GAZA – Kota Gaza menghadapi tantangan baru setelah badai parah melanda wilayah tersebut, semakin memperburuk kondisi pengungsi Palestina. Pemerintah Kota Gaza melaporkan, pada Jumat (7/2), bahwa hujan lebat dan angin kencang telah merusak puluhan tenda yang dihuni oleh keluarga pengungsi, menyusul kehancuran infrastruktur akibat serangan Israel.
Hosni Mahna, juru bicara pemerintah kota, menyatakan, “Hujan lebat dan angin kencang telah menerjang tempat-tempat penampungan serta kamp darurat, menyebabkan puluhan tenda terbang dan merusak banyak lainnya yang kini terendam banjir.” Mahna juga menambahkan bahwa “kota Gaza sangat membutuhkan 120.000 tenda atau unit hunian yang layak” untuk menampung para pengungsi yang semakin terpuruk.
Meskipun situasi semakin sulit, Mahna memastikan bahwa tim pemerintah kota terus memantau keadaan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keterbatasan sumber daya dan infrastruktur yang hancur membuat respons terhadap kebutuhan pengungsi semakin sulit. “Apa yang kita saksikan saat ini adalah bencana kemanusiaan yang nyata,” ujar Mahna,, dilansir dari Antara.
Keadaan menjadi semakin tragis bagi keluarga-keluarga yang kehilangan rumah, yang kini hidup tanpa perlindungan memadai di tengah musim dingin yang membekukan. Mahna pun menyerukan bantuan internasional yang segera untuk menyelamatkan ribuan keluarga yang tengah menghadapi kesulitan luar biasa.
Beberapa hari terakhir, cuaca buruk telah menambah penderitaan di Gaza, dengan puluhan tenda pengungsi dilaporkan roboh. Meski gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari, mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 47.500 orang, Gaza masih berjuang untuk pulih dari kehancuran yang ditinggalkan.