JAKARTA – Amerika Serikat dan China terus bersaing memperkuat kekuatan militer di tengah ketegangan geopolitik global yang memanas pada 2025. Persaingan dua negara adidaya ini mencakup teknologi persenjataan, jumlah personel, hingga kapabilitas tempur di berbagai lini.
Anggaran Militer AS Masih Juara, China Mengejar Cepat
Berdasarkan laporan terbaru, anggaran militer AS pada 2025 diperkirakan mencapai lebih dari $900 miliar, jauh melampaui China yang mengalokasikan sekitar $300 miliar. Namun, jangan remehkan China! Dengan biaya hidup dan produksi yang lebih rendah, nilai riil anggaran China bisa bersaing lebih ketat dari yang terlihat di angka.
“Kekuatan militer bukan hanya soal berapa banyak yang Anda belanjakan, tetapi bagaimana Anda menggunakannya,”kata seorang analis pertahanan dalam laporan Global Firepower.
Teknologi dan Inovasi: Perlombaan Senjata Canggih
AS dikenal sebagai pelopor teknologi militer, dengan jet tempur seperti F-35 Lightning II dan kapal induk bertenaga nuklir. Sementara itu, China tak mau ketinggalan. Mereka mengembangkan jet siluman J-20 dan kapal induk Type 003 yang siap menantang dominasi laut AS.
Menariknya, China unggul dalam pengembangan senjata hipersonik, yang diklaim mampu menembus sistem pertahanan rudal AS. Di sisi lain, AS sedang mempercepat proyek AI dan drone otonom untuk mempertahankan keunggulan strategis.
Jumlah Personel: China Menang Kuantitas, AS Unggul Kualitas
China memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia dengan lebih dari 2 juta personel aktif, dibandingkan 1,4 juta milik AS. Namun, pelatihan dan pengalaman tempur AS, terutama di konflik global, memberi mereka keunggulan dalam hal kualitas.
“Angkatan bersenjata AS memiliki pengalaman operasional yang tak tertandingi,”ujar seorang pakar militer dari Center for Strategic and International Studies.
Kekuatan Laut dan Udara: Pertarungan di Langit dan Samudra
Dalam hal angkatan laut, AS masih memimpin dengan 11 kapal induk aktif, sementara China hanya memiliki 3 kapal induk. Namun, China sedang memperluas armada kapal perusak dan kapal selamnya dengan kecepatan yang mengkhawatirkan Pentagon. Di udara, kedua negara saling sikut dengan jet tempur generasi kelima, tapi AS memiliki keunggulan dalam jumlah dan pengalaman pilot.
Kekuatan Siber dan Luar Angkasa: Medan Perang Baru
Perang modern tak lagi hanya soal tank atau rudal. Kedua negara berinvestasi besar di ranah siber dan luar angkasa. AS memiliki US Space Force, sementara China mempercepat program satelit dan senjata anti-satelit. Dalam perang siber, keduanya sama-sama rentan, tapi China dikabarkan lebih agresif dalam serangan siber terhadap infrastruktur kritis.
Siapa yang Lebih Unggul di 2025?
Meski AS masih unggul dalam teknologi, pengalaman, dan proyeksi kekuatan global, China menunjukkan kemajuan pesat yang tak bisa diabaikan. Dengan fokus pada modernisasi dan inovasi, China berpotensi menutup celah dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, seperti kata pepatah militer,”Kemenangan tidak ditentukan oleh siapa yang memiliki senjata terbanyak, tetapi siapa yang paling siap menggunakannya.”
Kesimpulan: Persaingan yang Kian Ketat
Persaingan militer AS dan China di 2025 menjanjikan ketegangan yang lebih panas. AS mungkin masih memimpin, tapi China bukan lagi penonton, melainkan penantang serius. Apa pun hasilnya, satu hal pasti: dunia sedang menyaksikan perlombaan kekuatan yang akan membentuk masa depan geopolitik global.