ALASKA, AS -Pesawat Cessna Caravan yang dilaporkan hilang di Alaska, Amerika Serikat, pada Kamis (6/2/2025) akhirnya ditemukan dalam keadaan tragis, terjatuh di lautan es. Kecelakaan yang terjadi pada Jumat (7/2/2025) waktu setempat itu mengakibatkan seluruh 10 orang di dalam pesawat, termasuk sang pilot, tewas.
Menurut pihak berwenang Alaska, pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Bering Air itu sedang dalam perjalanan dari Unalakleet menuju Nome saat kontaknya terputus. Pihak berwenang segera melakukan pencarian intensif, dan Mike Salerno, juru bicara Penjaga Pantai AS, mengonfirmasi bahwa tim penyelamat akhirnya menemukan pesawat dalam kondisi hancur di atas lautan es.
Tim penyelamat menurunkan dua penyelam terlatih untuk memeriksa lokasi kecelakaan dan kondisi para korban. Foto yang dibagikan oleh Penjaga Pantai AS memperlihatkan reruntuhan pesawat yang tersebar di atas laut beku yang luas, menambah kesedihan atas peristiwa tersebut.
Menurut Departemen Keamanan Publik Alaska, pesawat tersebut mengangkut penumpang dengan kapasitas penuh. Bering Air, yang dikenal sebagai maskapai perintis, beroperasi untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil, membawa penumpang ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Pesawat tersebut berangkat dari Unalakleet pada pukul 14:37 waktu setempat dan hilang kontak dengan petugas air traffic control (ATC) kurang dari satu jam setelah keberangkatannya. Kecelakaan terjadi sekitar 48 kilometer tenggara Nome. Berdasarkan laporan, lokasi kecelakaan sedang dilanda hujan salju ringan dan kabut tebal, dengan suhu di bawah nol, yaitu minus 8,3 derajat Celsius.
Data radar dari Patroli Udara Sipil AS menunjukkan bahwa sekitar pukul 15:18, pesawat mengalami penurunan ketinggian dan kecepatan yang sangat cepat. Komandan Penjaga Pantai AS, Benjamin McIntyre-Coble, mengatakan, “Kejadian apa itu, saya tidak bisa berspekulasi,” seperti dikutip dari Associated Press. Ia juga belum bisa memastikan apakah pesawat mengirim sinyal darurat sebelum kecelakaan terjadi. Meskipun pesawat dilengkapi dengan pemancar lokasi darurat yang seharusnya mengirimkan sinyal ke satelit jika jatuh ke laut, sinyal tersebut belum diterima.
Pencarian pesawat melibatkan kerja sama antara berbagai badan lokal, negara bagian, dan federal, yang menyisir luasnya lautan beku dan tundra, mencari jejak pesawat yang hilang. Kejadian tragis ini mengingatkan kita akan tantangan berat yang dihadapi para penyelamat saat beroperasi di medan yang keras dan sulit diprediksi.