Irak – Pesta pernikahan adalah salah satu momen paling berkesan dalam hidup pengantin Irak Revan Isho (27) dan Haneen (18). Namun, apa yang seharusnya menjadi hari yang penuh kebahagiaan berubah menjadi mimpi buruk yang mendalam dan meninggalkan trauma yang tak terlupakan bagi mereka.
Pesta pernikahan mereka yang diadakan di Wedding Hall Qaraqosh, Nineveh, Irak Selasa, 26 September waktu setempat, seharusnya menjadi perayaan yang meriah dengan kembang api yang menyemarakkannya.
Namun, rencana indah itu berubah menjadi bencana besar ketika kembang api tersebut malah memicu kebakaran dahsyat yang merenggut lebih dari 100 nyawa, termasuk anggota keluarga kedua mempelai.
Pasangan pengantin Revan Isho dan Haneen muncul ke hadapan publik dan memberanikan diri memberikan kesaksian pada media.
Revan berkisah, ketika terjadi ledakan api yang mengerikan, Revan berusaha keras untuk menyelamatkan istrinya dari kobaran api. Namun, sang istri, Haneen, tidak dapat bergerak dengan leluasa karena gaun pernikahannya yang besar dan kaku. Momen tragis ini membuatnya terjebak dalam pusaran api yang mematikan.
Selain harus berjuang melawan kobaran api, Haneen juga terinjak-injak oleh orang-orang yang panik berusaha menyelamatkan diri mereka sendiri. Akibatnya, kakinya mengalami cedera serius dan membengkak hingga saat ini.
Tidak hanya fisik, trauma yang mereka alami juga merusak jiwa mereka. Haneen, yang dulunya begitu ceria, sejak tragedi itu tak mampu bicara lagi. Ia terjebak dalam keheningan yang penuh dengan trauma dan kesedihan yang mendalam.
Revan, sambil berusaha memulihkan luka fisiknya, juga harus menghadapi luka emosional yang begitu dalam. “Kami hidup di hadapan Anda, tapi hati kami sudah mati, mati rasa. Kami tidak bisa tinggal di sini lagi,” ucap Revan dengan suara terguncang.
Tragedi ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merenggut kebahagiaan dan masa depan yang cerah bagi pasangan muda ini. Kehidupan mereka yang seharusnya diisi dengan cinta dan harapan, kini dipenuhi dengan kenangan yang pahit dan trauma yang akan mereka bawa sepanjang hidup.
“Setiap kali kita mencoba untuk mendapatkan kebahagiaan, sesuatu yang tragis terjadi pada kita dan menghancurkan kebahagiaan itu,” kata Revan dengan sedih.