JAKARTA – Kelangkaan LPG 3 kg yang dikeluhkan masyarakat akhirnya mendapat perhatian serius dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Satgas Pangan Polri bergerak cepat melakukan pengecekan langsung di berbagai wilayah untuk memastikan kondisi stok dan distribusi gas melon tersebut.
Menurut Brigjen Helfi Assegaf, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, terjadi penurunan drastis dalam suplai LPG 3 kg di tingkat agen dan pangkalan.
“Terjadi penurunan suplai ke agen atau ke pangkalan, yang tadinya per hari itu 280 tabung LPG 3 kg. Saat ini hanya 130 per hari,” ujar Helfi dalam keterangannya di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2025).
Meskipun stok berkurang, Helfi menegaskan bahwa belum ditemukan indikasi penimbunan gas melon di lapangan.
Hingga saat ini, Polri masih berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) untuk mencari solusi atas kelangkaan tersebut.
“Itu sementara, dan saat ini kita komunikasikan dengan Dirjen Migas. Tim kami sedang komunikasi di sana, kita tunggu hasilnya gimana,” tambahnya.
Satgas Pangan Polri telah melakukan pengecekan langsung di Jabodetabek dan Banten, wilayah yang terdampak paling parah akibat penurunan suplai. Selain itu, aturan baru terkait pembelian LPG 3 kg juga semakin memperketat akses masyarakat terhadap gas bersubsidi ini.
“Sekarang ada persyaratan khusus untuk bisa mendapatkan LPG 3 kg, yakni harus menggunakan KTP, dan itu menjadi persyaratan utama,” terang Helfi.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Polri menginstruksikan seluruh Satgas Pangan daerah agar segera turun ke lapangan guna melakukan pengawasan ketat terhadap stok dan distribusi LPG 3 kg.
“Kita juga instruksikan kepada jajaran kita di Satgasda untuk segera turun ke lapangan mengecek, melakukan pengawasan terkait masalah stoknya dan distribusi,” tegasnya.
Seluruh hasil pengecekan ini nantinya akan dirangkum dalam laporan resmi dan disampaikan ke pimpinan untuk menentukan langkah strategis selanjutnya.***