ST. PETERSBURG – Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan utama dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 yang berlangsung di Rusia pada Jumat, 20 Juni 2025.
Dalam sesi utama forum global tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan pidato yang menggugah semangat kerja sama dan perdamaian dunia.
Sorakan apresiatif yang menggema hingga delapan kali dari hadirin, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, menandai besarnya penghargaan terhadap gagasan yang ia usung.
Penampilan Presiden Prabowo yang penuh wibawa dan sarat pesan moral menjadikannya figur sentral di antara para pemimpin dunia lainnya yang hadir di panggung utama forum.
Diapit oleh tokoh-tokoh penting seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Putra Mahkota Bahrain Nasser bin Hamad Al Khalifa, Wakil PM Tiongkok Ding Xuexiang, serta Wapres Afrika Selatan Paul Mashatile, Prabowo tampil meyakinkan dengan pidato bernuansa persahabatan internasional.
Dengan lantang, ia menegaskan sikap politik luar negeri Indonesia yang tidak memihak blok mana pun, sembari menyerukan pentingnya kolaborasi antarnegara.
“Indonesia memilih jalur non-blok dan ingin menjadi teman bagi semua negara. Seribu teman masih kurang. Satu musuh sudah terlalu banyak,” ujarnya disambut tepuk tangan gemuruh dari hadirin.
Diplomasi Damai Jadi Fokus Utama
Dalam momen penuh khidmat tersebut, Presiden Prabowo menyoroti urgensi membangun masa depan dunia berdasarkan prinsip gotong royong dan penyelesaian damai.
Di tengah ketegangan global dan ancaman konflik baru, ia mengajak negara-negara besar dan kecil untuk meninggalkan permusuhan demi kesejahteraan bersama.
Tak hanya menyampaikan visi, Presiden Prabowo juga mengapresiasi undangan Rusia dan mengungkapkan kekagumannya terhadap warisan sejarah St. Petersburg.
Ia mengatakan, “Saya berterima kasih kepada Presiden Putin atas undangan ke kota bersejarah ini. Sebagai pengagum sejarah, saya menghormati warisan St. Petersburg dan baru saja mengunjungi makam korban perang.”
Reaksi Dunia Internasional
Pesan Presiden Prabowo yang mengombinasikan diplomasi, etika, dan penghormatan budaya, berhasil menggugah suasana forum.
Delapan kali ia menerima standing applause, bukan hanya sebagai tanda simpati, tetapi juga bentuk pengakuan atas posisinya sebagai pemimpin baru di panggung global dengan semangat netral dan damai.
Keberhasilan pidato ini menunjukkan bahwa Indonesia kini mulai memainkan peran lebih aktif dalam percaturan diplomasi internasional, terutama di tengah krisis geopolitik global.
Forum SPIEF 2025 pun menjadi panggung penting untuk mempertegas komitmen Indonesia terhadap dunia multipolar yang adil dan bersahabat.***