JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka Indo Defence 2024-2025 Expo & Forum di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Pameran industri pertahanan terbesar se-Asia Tenggara ini menampilkan teknologi persenjataan dan kendaraan tempur canggih dari berbagai negara, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi pertahanan global.
Mengusung tema Defence Partnerships for Global Peace & Stability, 2024-2025 menghadirkan lebih dari 1.180 perusahaan dari 55 negara, termasuk paviliun nasional dari 32 negara. Pameran ini menjadi ajang transaksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta forum kolaborasi strategis untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mengatakan bahwa Presiden Prabowo akan meninjau langsung berbagai stand pameran yang menampilkan inovasi teknologi pertahanan.
“Jadi, nanti Indo Defence ini rencananya akan dibuka oleh Bapak Presiden (Prabowo Subianto). Kemudian, beliau juga akan melihat beberapa stand pameran,” ujar Donny saat acara ramah tamah dengan wartawan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.
Diplomasi Pertahanan dan Peluang Kerja Sama Ekspor
Selain membuka acara, Presiden Prabowo dijadwalkan bertemu dengan sejumlah kepala delegasi dari berbagai negara sahabat, termasuk 13 menteri pertahanan, lima wakil menteri, dan sepuluh panglima angkatan bersenjata dari negara seperti Amerika Serikat, Turki, Korea Selatan, dan Qatar. Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral dan multilateral dalam bidang pertahanan.
Donny menambahkan, Indo Defence 2025 menjadi momentum strategis bagi perusahaan pertahanan nasional seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL untuk menampilkan produk unggulan karya anak bangsa. Produk yang dipamerkan antara lain Radar GCI dari PT Len Industri dan bom seri P-100L/P-250L/P-500L dari PT Dahana.
“Tujuannya kita bisa mempromosikan alutsista yang kita buat untuk bisa diekspor, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga mencari peluang kerja sama dengan industri dari negara lain,” kata Donny.
Ajang Inovasi dan Kolaborasi Global
Indo Defence 2025 akan berlangsung hingga 14 Juni 2025 dan menyuguhkan berbagai agenda seperti Technical Product Presentation* (TPP) yang mencakup empat sektor utama—darat, laut, udara, dan keamanan siber. Terdapat juga Open Stage Forum yang membahas isu strategis seperti kapasitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) nasional, peran pesawat N219 dalam konektivitas wilayah, hingga penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam rantai pasok industri aviasi.
Pameran ini juga terbuka untuk publik pada hari keempat, memberikan kesempatan masyarakat melihat langsung perkembangan terbaru di dunia pertahanan.
Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, menyebut 2024-2025 sebagai momentum strategis untuk mendorong pengembangan alutsista nasional melalui kerja sama internasional.
“Indonesia bisa melihat perkembangan industri pertahanan mancanegara sebagai pembanding, sekaligus memanfaatkan kolaborasi untuk memajukan industri dalam negeri,” ujarnya.
Komitmen terhadap Perdamaian Dunia
Selain mempromosikan teknologi pertahanan, 2024-2025 juga menegaskan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian global. Hal ini sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
“Memang tujuan kita adalah untuk peace and stability. Seperti halnya yang tertuang dalam alinea keempat pembukaan UUD, tugas kita, tugas pemerintah, salah satunya adalah ikut terlibat dalam ketertiban dunia,” kata Donny.
Dengan dukungan delegasi dari 39 negara dan persiapan matang, Indo Defence 2025 diharapkan menjadi pijakan penting bagi Indonesia untuk memperkuat industri pertahanan, memperluas jaringan internasional, serta memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam ekonomi pertahanan global.