JAKARTA – Awal Mei 2025 dibuka dengan serangkaian bencana alam yang melanda berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari tanah longsor, banjir hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercatat terjadi hanya dalam kurun waktu dua hari terakhir.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, sejak 30 April hingga 1 Mei pukul 07.00 WIB, sedikitnya enam kejadian bencana melanda sejumlah wilayah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mencatat bahwa bencana hidrometeorologi basah masih menjadi ancaman utama di penghujung April hingga memasuki Mei.
Longsor Landa Bogor dan Jayawijaya
Salah satu kejadian signifikan terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Ciampea. Longsor yang melanda Desa Tegalwaru dan Desa Cicadas menyebabkan 10 Kepala Keluarga (KK) atau 36 jiwa terdampak. Satu rumah dilaporkan rusak berat dan lima lainnya mengalami kerusakan ringan. Penanganan masih terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bogor bersama tim gabungan sejak peristiwa terjadi pada Sabtu, 26 April.
Di waktu hampir bersamaan, Kabupaten Jayawijaya di Papua Pegunungan juga diterjang longsor setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Jumat, 25 April. Sebanyak delapan desa di enam distrik terdampak, dengan total 271 KK menjadi korban bencana ini. BPBD setempat telah melakukan kaji cepat dan distribusi logistik, serta masih berjibaku melakukan penanganan hingga 30 April.
Banjir Rambah Serang, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir
Banjir juga dilaporkan melanda beberapa daerah. Di Kabupaten Serang, Banten, hujan deras yang turun Selasa malam, 29 April, menyebabkan Desa Pamong, Kecamatan Ciruas, terendam banjir. Sebanyak 197 KK atau 640 jiwa terdampak dan satu fasilitas pendidikan ikut terendam. Beruntung, banjir mulai surut pada keesokan harinya setelah aparat gabungan turun tangan.
Sementara itu, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, juga dilanda banjir pada Rabu siang, 30 April, merendam Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar. Sebanyak 170 KK atau 680 jiwa terdampak. BPBD setempat langsung melakukan kaji cepat dan memberikan bantuan. Banjir mulai surut sekitar pukul 18.00 WIB.
Lebih parah, banjir berkepanjangan masih terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sejak Maret lalu. Hingga 1 Mei dini hari, empat kecamatan masih tergenang, yakni Desa Kuala Sebatu (Batang Tuaka), Rumbai Jaya (Kempas), Sialang Panjang (Tembilahan), dan Koto Baru Seberida (Keritang). Total 3.228 rumah milik 3.228 KK atau 10.571 jiwa terdampak akibat kombinasi hujan deras dan pasang air laut.
Karhutla Hanguskan Puluhan Hektare Lahan di Riau
Tidak hanya bencana hidrometeorologi basah, karhutla juga mencatatkan kerusakan besar di Provinsi Riau. Hingga 30 April, sebanyak 87,81 hektare lahan terbakar di delapan kabupaten dan kota, termasuk Bengkalis, Siak, Dumai, Meranti, Indragiri Hilir, Kampar, Pelalawan, dan Pekanbaru. Tim gabungan masih terus memantau dan melakukan pemadaman di titik-titik panas yang terdeteksi.
BNPB Imbau Masyarakat Waspada di Musim Pancaroba
Menghadapi situasi ini, BNPB mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya menghadapi cuaca ekstrem yang kerap muncul di musim pancaroba.
“Penting bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi cuaca ekstrem serta mengikuti instruksi dari pemerintah setempat dalam menghadapi bencana,” ujar Abdul Muhari.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, memperkuat bangunan, serta menyiapkan peralatan darurat untuk menghadapi potensi bencana.