BANGKOK – Kontraktor gedung perkantoran yang runtuh di Bangkok saat gempa Myanmar, Jumat (28/3), terungkap menggunakan batang baja di bawah standar. Baja tersebut diproduksi oleh pabrik yang telah ditutup oleh otoritas setempat.
Dilansir dari Bangkok Post, Selasa (1/4), dua sampel batang baja dengan ukuran berbeda yang diambil dari reruntuhan Kantor Audit Negara gagal dalam uji kelayakan yang dilakukan oleh Institut Besi dan Baja Thailand.
Kepala Kelompok Kerja di Kementerian Perindustrian Thailand, Thitipas Choddaechachainun, mengungkapkan bahwa baja tersebut diproduksi oleh perusahaan yang telah ditutup sejak Desember akibat pelanggaran lain. Namun, ia tidak mengungkapkan nama perusahaan tersebut.
Gambar batang baja yang dibagikan oleh kementerian dan media lokal menunjukkan merek “Sky” yang diproduksi oleh Xin Ke Yuan Steel Co. Pabriknya berlokasi di Provinsi Rayong dan sempat ditutup pada Desember karena insiden kebocoran tangki gas. Otoritas setempat juga menyita lebih dari 2.400 ton baja dari perusahaan tersebut.
Gedung setinggi 30 lantai itu menjadi satu-satunya bangunan yang runtuh di Bangkok setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar. Insiden ini menewaskan sedikitnya selusin pekerja dan menjebak puluhan lainnya.
Penemuan baja berkualitas rendah ini muncul di tengah penyelidikan pemerintah untuk mengungkap penyebab pasti runtuhnya gedung tersebut.
Xin Ke Yuan Steel menjadi perusahaan Tiongkok kedua yang mendapat sorotan di Thailand. Gedung tersebut dibangun oleh ITD-CREC, konsorsium yang terdiri dari Italian-Thai Development Plc dan China Railway Number 10 Thailand Co.
Menteri Perindustrian Akanat Promphan menyatakan bahwa pihak berwenang akan mengumpulkan lebih banyak sampel baja dan bekerja sama dengan tim investigasi. Sementara itu, China Railway Number 10, yang belum memberikan tanggapan, akan diselidiki oleh Departemen Investigasi Khusus terkait kemungkinan penggunaan pemegang saham proksi asal Thailand.