Jelang perayaan Tri Hari Suci atau Semana Santa, umat Katolik di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menghidupkan tradisi leluhur yang sarat makna religius, yaitu Tikam Turo. Tradisi ini menjadi penanda dimulainya masa tenang sebelum memasuki Tri Hari Suci atau Hari Bae Nagi.
Sejak pagi, warga Kota Larantuka berbondong-bondong menuju jalan-jalan utama, membawa kayu dan belahan bambu yang akan digunakan dalam tradisi Tikam Turo. Tikam Turo berarti menancapkan kayu ke tanah, sementara potongan bambu yang dibawa dipasang berjajar sebagai pagar pembatas jalur prosesi Jumat Agung, yang dilalui umat Katolik devosan Tuan Ma dan Tuan Ana.
Nantinya, bambu-bambu ini juga akan digunakan sebagai tempat lilin pada saat prosesi malam. Tradisi ini biasanya dilakukan dua hingga tiga hari sebelum Tri Hari Suci, yang juga dikenal dengan nama Semana Santa. Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tua, muda, remaja, hingga anak-anak, sebagai bentuk kebersamaan dan cinta terhadap tradisi serta iman Katolik.
Bagi mereka, Tikam Turo adalah warisan dari leluhur yang telah dijaga dan dilestarikan selama ratusan tahun.
#SemanaSanta #TikamTuro #Larantuka #FloresTimur #TradisiKatolik #IbadahKatolik #TriHariSuci #TradisiReligius #SemanaSanta2025 #Kebersamaan #CintaTradisi #ImanKatolik #PerayaanPaskah
Tim Liputan Garuda TV
Admin: Farra