JAKARTA – TNI Angkatan Laut (TNI AL) mencatatkan keberhasilan signifikan dalam menggagalkan penyelundupan di perairan Indonesia sepanjang tahun 2024. Total 57 kasus penyelundupan berhasil dibongkar, menunjukkan komitmen kuat TNI AL dalam menjaga keamanan perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penindakan Beragam Jenis Kejahatan
Keberhasilan ini meliputi berbagai bentuk tindak pidana, seperti penyelundupan narkoba, senjata, benih lobster (BBL), pekerja migran Indonesia (PMI), hingga organ tubuh manusia. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menjelaskan bahwa penggagalan kasus-kasus ini merupakan wujud nyata dari upaya TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI, terutama di wilayah perbatasan dan jalur-jalur laut yang rawan penyelundupan.
“Keberhasilan TNI AL dalam menggagalkan penyelundupan ini juga merupakan tindak lanjut atas perintah Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan pengawasan terhadap keamanan wilayah laut,” ungkap KSAL Muhammad Ali di Wisma Elang, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).
Kasus Menonjol
Dalam rincian penindakan sepanjang 2024, beberapa kasus yang mencolok antara lain penyelundupan senjata di perairan Nabire, Papua Tengah, dan penyelundupan organ tubuh manusia ke India yang berhasil digagalkan di Bandara Juanda, Jawa Timur. Dalam kasus organ tubuh, lima warga negara Indonesia ditangkap, yakni AFH (31), AW (28), MBA (29), RA (29), dan NIA (28).
Tidak hanya itu, TNI AL juga berhasil menggagalkan 24 kasus penyelundupan PMI dan warga asing, menyelamatkan 215 orang dalam proses tersebut. Selain itu, penggagalan 18 kasus penyelundupan narkoba, termasuk kokain, sabu-sabu, ganja, dan pil ekstasi, turut mencatatkan hasil signifikan. Barang bukti narkoba yang diamankan, seperti 84,75 kg kokain dan 72,9 kg sabu-sabu, memiliki nilai total lebih dari Rp400 milyar.
Nilai Sitaan dan Dampak Ekonomi
TNI AL juga berhasil menggagalkan penyelundupan minuman beralkohol sebanyak 3.400 liter, dengan total nilai barang sitaan mencapai Rp340 juta. Tidak ketinggalan, 10 kasus penyelundupan benur lobster berhasil digagalkan, dengan total barang bukti 549.988 ekor benur, yang berpotensi merugikan negara hingga Rp86,2 miliar.
Sinergi Antar Instansi untuk Meningkatkan Keamanan Laut
Menurut KSAL Muhammad Ali, meskipun TNI AL sudah melakukan berbagai upaya maksimal, keberhasilan ini tidak akan tercapai tanpa adanya sinergi antar-instansi dan aparat penegak hukum lainnya. Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga, menjadi wilayah yang rawan penyelundupan.
“Strateginya, kami perlu sinergi dengan seluruh unsur aparat maritim yang ada, mengingat laut Indonesia yang luas dan dekat dengan negara-negara tetangga. Penyulundupan semakin mudah dilakukan dengan kapal berkecepatan tinggi yang bisa langsung menembus perairan kita,” jelas Laksamana TNI Muhammad Ali.
TNI AL akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk kejahatan lintas negara yang melibatkan perairan Indonesia, untuk memastikan keamanan dan kedaulatan NKRI tetap terjaga.