JAKARTA – Sebanyak 13 sampel DNA dari keluarga korban meninggal dan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat, telah diterima oleh Rumah Sakit Polri Kramat Jati hingga Minggu (19/1).
“Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi, di Jakarta pada Minggu (19/1).
Ia menambahkan, pada hari ini, satu keluarga terakhir datang untuk memberikan dokumen dan sampel DNA.
“Ini keluarga yang terakhir dan yang datang ibunya atau keluarga kandungnya untuk diambil sampel DNA,” jelasnya.
Proses identifikasi melalui pencocokan data DNA diperkirakan memakan waktu satu hingga dua minggu.
“Semua tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ungkap Ahmad Fauzi.
Jika data mencukupi, profil korban akan diproses. Namun, jika belum ditemukan kecocokan, uji ulang akan dilakukan.
“Sampai hasilnya nanti kita nyatakan bahwa ini bisa diproses atau tidak,” imbuhnya.
Metode identifikasi DNA disebut sangat diandalkan, terutama jika metode lain tidak memungkinkan.
“DNA itu ada sifatnya ‘direct‘ dan ‘indirect‘. Kalau ‘direct‘ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” paparnya.
Barang pribadi seperti sikat gigi atau pakaian dalam yang belum dicuci dapat menjadi sumber DNA, selama dapat dipastikan barang tersebut milik korban.
“Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat giginya korban,” tambahnya.
Sementara itu, metode ‘indirect‘ sendiri melibatkan pengambilan DNA dari keluarga kandung korban.
Langkah identifikasi ini diharapkan dapat mempercepat pengungkapan identitas korban kebakaran Glodok Plaza sehingga keluarga mendapatkan kepastian.